Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaesang: Anak Muda Bukan Pemimpin Masa Depan, tetapi Masa Kini

Kompas.com - 13/01/2024, 15:21 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menyebut bahwa anak muda berperan penting dalam membangun bangsa untuk mewujudkan Indonesia emas tahun 2045.

Kaesang juga mengatakan, anak muda bukan pemimpin masa depan, tetapi pemimpin masa kini.

"Kita itu selalu ingin anak muda maju, yang selalu saya bilang anak muda itu bukan pemimpin masa depan. Anak muda itu pemimpin masa kini," kata Kaesang dalam acara pelatihan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (13/1/2024).

"Kenapa seperti itu? Kalau anak muda pemimpin masa depan, ya sudah tua juga akhirnya, bukan anak muda," ujarnya lagi.

Baca juga: Blusukan di Jakarta, Kaesang: Intinya Mau Cari Suara Sebanyak Mungkin

Menurut Kaesang, peran anak muda sangat penting dalam pembangunan Indonesia ke depannya menuju Indonesia emas 2024.

Sebab, bonus demografi anak muda juga jauh lebih banyak daripada yang generasi tua.

"Generasi muda karena demografinya jauh lebih besar, kita itu yang nanti akan mengendalikan dalam dunia kerja dan yang pasti dalam dunia politik," katanya.

Namun, Kaesang tidak mau menyebut bahwa anak generasi muda jauh lebih baik daripada generasi yang lebih senior atau generasi lama.

Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini mengakui bahwa generasi lama juga sudah memiliki pengalaman hidup yang jauh lebih banyak daripada anak generasi muda.

Baca juga: Kaesang Mengaku Sempat Tumbang, tapi Semangat Lagi Setelah Lihat Warga Cilincing

Akan tetapi, menurutnya, akan lebih baik jika generasi lama memberi kesempatan dan mendukung generasi muda untuk menjadi pemimpin.

"Kita yang sudah, saya enggak mau ngomong berumur, yang jauh lebih berpengalaman daripada adek-adek ini, harus mau support, harus mau bergantian," ujar Kaesang.

Suami Erina Gudono ini lantas mencontohkan dirinya yang mendapat kesempatan menjadi Ketua Umum PSI meski masih berusia muda.

"Mas Giring sudah umur 40 tahun. Sudah merasa tua ya ini harus dikasih kan lagi ketua umumnya kepada yang jauh lebih muda. Regenerasi dalam kehidupan harus ada," katanya.

Baca juga: Ditanya Kaesang Siapa Nama Kakaknya, Warga Rusun Pesakih: Ginanjar...

Kaesang juga mencontohkan kesempatan yang diberikan ayahnya.

Menurut Kaesang, Jokowi memberikan kesempatan kepadanya yang masih muda untuk meneruskan dan memimpin perusahaan.

"Seperti bapak saya, sudah waktunya beliau itu ngasih perusahaannya ke anaknya, ke saya karena waktu itu Mas Gibran tidak mau, Mba Ayang tidak mau, ya saya alhamdulillah dapat warisan kan, di 2015 kalau enggak salah, saya sudah harus bisa memimpin perusahaannya bapak yang dibilang besar juga tidak, kecil juga tidak," ujar Kaesang.

Baca juga: Tak Kaget Khofifah Dukung Prabowo-Gibran, Kaesang: Harap Bantu Menangkan 1 Putaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com