Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies-Ganjar Dinilai Kompak Serang Prabowo Saat Debat, Prabowo Defensif

Kompas.com - 08/01/2024, 13:39 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana menilai, calon presiden nomor urut 1 dan 3, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, kompak menyerang kinerja menteri pertahanan sekaligus calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto salam debat calon presiden pada Minggu (7/1/2024) kemarin.

"Dua paslon yaitu 1 dan 3 sebenarnya terlihat fokus untuk mempertanyakan atau bahkan menyerang kinerja paslon 2 sebagai menhan," kata Aditya dalam siaran pers, Senin (8/1/2024).

Menurut Aditya, strategi itu diterapkan Anies dan Ganjar demi menggoyang elektabilitas yang berada di atas angin dalam hasil sejumlah survei. Dengan harapan, pilihan para pemilih Prabowo goyah, sehingga menambah elektabilitas mereka.

Baca juga: Cek Fakta Sepekan: Hoaks Format Debat Diubah dan Rohingya Bakar Gudang

Namun, Aditya berpandangan bahwa Prabowo justru tampil defensif dalam menangkis serangan Anies dan Ganjar, bukan memperdalam data yang disebutnya tidak akurat.

"Seandainya ini direspon dengan pas, maka tentu perdebatan kebijakan ini akan memperkaya khasanah isu-isu penting bagi pemilih," ujar Aditya.

Lebih lanjut, ia menilai debat semalam lebih substantif dalam mengedukasi publik terkait gagasan para kandidat di sektor keamanan, pertahanan, dan politik luar negeri.

Aditya mengatakan, isu-isu penting terkait topik tersebut dibicarakan dengan baik dalam debat semalam, meski belum fokus pada agenda atau program yang akan didorong oleh para kandidat.

Contohnya, capaian keberhasilan ataupun kelemahan yang dimiliki oleh Indonesia dalam diplomasi luar negeri masih belum dikembangkan dengan baik oleh para calon.

Baca juga: Grace Natalie Datangi Meja Moderator Saat Jeda Debat Ketiga Pilpres 2023, Ini Penjelasannya

"Sebaliknya fokus alutsista dan pengembangan industri pertahanan yang banyak dibicarakan dalam sesi debat terakhir pun juga tidak membicarakan pengembangan ataupun orientasi perubahan yang ingin didorong," kata Aditya.

Namun, ia menilai ada banyak hal baru yang dapat diketahui publik dari debat semalam, misalnya kebijakan membeli alutsista bekas, pentingnya modernisasi alat perang, diplomasi kebudayaan, serta kebijakan mendorong peran diaspora dalam diplomasi.

"Ini yang menunjukkan bahwa para paslon sebenarnya sudah memiliki arah dan kebijakan yang sebenarnya sudah ada namun perlu tersosialisasikan lebih baik ke depan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com