Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi "Groundbreaking" Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Kompas.com - 03/01/2024, 09:14 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah, pada Rabu (2/1/2024).

Pembangunan kampus tersebut akan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, pembangunan Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto saya mulai hari ini," ujar Jokowi dilansir siaran YouTube Sekretariat Presiden, Rabu.

Baca juga: Jokowi Tanam Padi hingga Resmikan Jembatan di Jateng Hari ini

Presiden menyebutkan, saat ini ada 17.000 mahasiswa di kampus yang memiliki 11 fakultas itu.

Kepala Negara mengaku mendapat laporan bahwa ruang kuliah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto masih kurang sehingga perlu dibangun gedung baru.

"Perlu dibangun gedung baru yang lantainya 14 lantai. Ini menjadi tertinggi mungkin di Purwokerto. Tadi juga Pak Rektor bisik-bisik habisnya kurang lebih Rp 200 miliar," ujar Jokowi.

"Ini benar-benar sudah dihitung Rp 200 miliar benar tidak? Kalau benar Rp 200 miliar biar dibangun PU(PR). Tapi jangan (dari) Rp 200 (miliar) nanti dihitung Pak Menteri jadi Rp 400 miliar. Waduh dobel nanti. Kalau Rp 200 miliar nanti biar dikerjakan Pak Menteri PUPR," kata dia.

Kepala Negara lantas menyampaikan, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada 2030.

Baca juga: TKN Sebut PDI-P Panik karena Jokowi Mulai Terang-terangan Dukung Prabowo-Gibran

Menurut Presiden Jokowi, dalam peradaban sebuah negara, hanya akan mendapat satu kali bonus demografi.

Sementara itu, biasanya setelah mendapatkan bonus demografi sebuah negara kemungkinan bisa mengalami lompatan.

"Diberikan kesempatan untuk melompat jadi negara maju atau tidak. Di negara-negara Amerika Latin tahun 50-an, 60-an, 70-an mereka sudah masuk jadi negara berkembang. Tapi sudah 50 tahun sudah 60 tahun (sejak saat itu) mereka tetap jadi negara berkembang," tutur Jokowi.

"Tidak bisa melompat jadi negara maju. Kenapa? karena tidak menggunakan kesempatan saat diberikan bonus demografi pada saat itu. Usia-usia produktif pada tahun itu," kata dia.


Berkaca dari pengalaman negara-negara tersebut, Jokowi mengajak masyarakat Indonesia mengambil pelajaran.

"Kuncinya ada di pembangunan sumber daya manusia. pembangunan sumber daya manusia. Oleh sebab itu, yang namanya future talent, kebutuhan talent mana yang harus kita butuhkan. sehingga kesempatan itu hilang begitu saja," ujar Jokowi.

"Kalau sudah hilang, cari opportunity seperti itu sudah sangat sulit," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com