BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mengajak mahasiswa untuk menjadi aktor dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024. Sebab, anak muda memiliki porsi 52 persen dari total pemilih pada kontestasi tahun depan.
Anggota Bawaslu, Lolly Suhenty mengatakan, menjadi aktor dalam Pemilu 2024 bisa dilakukan dengan banyak cara, salah satunya melalui gawai masing-masing.
Caranya, menahan jari untuk tidak menyebarkan informasi bohong, mengadu domba, memecah belah, hingga melaporkan adanya dugaan pelanggaran Pemilu.
"Jadi, hanya dengan handphone aja, kalian sudah menjadi aktor untuk memastikan 2024 sepi dari ujaran kebencian, 2024 tidak ada berita bohong yang bisa merusak atau memecah belah kita semua," kata Lolly di depan para mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, Senin (4/12/2023).
Baca juga: Bawaslu: KPU Langgar Administrasi karena Keterwakilan Caleg Perempuan Tak Capai 30 Persen
Untuk mengajak anak muda berperan aktif, Bawaslu mengadakan berbagai program, termasuk menghelat seminar bertajuk "Bawaslu Ngampus", me-launching pengembangan Pojok Pengawasan, hingga meluncurkan mobil keliling untuk pengawasan Pemilu.
Lewat pojok pengawasan dan mobil keliling, para mahasiswa yang merupakan pemilih muda bisa mendapat informasi terkini seputar Pemilu. Selain itu, mempunyai sarana pengaduan bila melihat celah pelanggaran.
"Ini program yang memang digagas oleh Bawaslu untuk memastikan teman-teman, adik-adik kita, di perguruan tinggi mendapatkan informasi mengenai pengawasan partisipatif. Karena Bawaslu diberi amanah oleh UU untuk meningkatkan pengawasan partisipatif, salah satunya dilakukan menggandeng teman-teman mahasiswa," ujar Lolly.
Lolly mengatakan, program ini akan menyasar 38 titik termasuk kampus, stasiun kereta api, bandara, rumah sakit hingga pusat perbelanjaan.
Khusus kampus, Bawaslu akan mengidentifikasi kampus-kampus dengan budaya diskusi yang baik dan menarik.
Baca juga: Format Debat Cawapres Diubah, Bawaslu Ingatkan KPU Patuhi UU
Menurutnya, lewat cara ini, Bawaslu ingin mahasiswa hingga civitas akademika di perguruan tinggi menjadi aktor untuk melakukan pengawasan partisipatif pada Pemilu 2024.
"Pada prinsipnya ini upaya yang dilakukan Bawaslu untuk mendekatkan isu Pemilu kepada mahasiswa supaya mereka berkontribusi nyata untuk Pemilu," kata Lolly.
Lebih lanjut, Lolly menyampaikan bahwa upaya ini dilakukan agar masyarakat semakin dekat dengan informasi seputar Pemilu yang pemungutan suaranya akan diadakan awal tahun depan.
Hal ini mengingat, masa kampanye pada kontestasi Pemilu kali ini terbilang singkat, tepatnya hanya 75 hari sejak dimulai pada 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.
"Kampanye kita hanya 75 hari. 75 hari itu harus mampu menjawab kebutuhan informasi masyarakat sehingga akhirnya Bawaslu ciptakan yang mobile," ujar Lolly.
Baca juga: Kebocoran Data Pemilih Disebut Tak Berasal dari Bawaslu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.