JAKARTA, KOMPAS.com - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Radjiman Wedyodiningrat-992 dicat dan dicek performanya sebelum berangkat untuk mengemban misi kemanusiaan ke daerah dekat Palestina.
Pengecatan dan pengecekan dilakukan oleh PT PAL Indonesia sebagai produsen kapal perang berjenis kapal bantu rumah sakit (KBRS) itu.
“Ini dilakukan guna menunjang kesiapan teknis kapal rumah sakit karya PT PAL ini, sebelum pelaksanaan misi kemanusiaan ke Palestina,” kata CEO PT PAL Kaharuddin Djenod dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/11/2023).
PT PAL menjalankan serangkaian kegiatan pembenahan yang mencakup pengecatan dan pemeriksaan performa kapal.
Kapal dicat warna putih pada keseluruhan lambung kapal untuk menjaga perlindungan sesuai dengan hukum humaniter internasional, Konvensi Jenewa IV.
“Langkah ini bertujuan membedakan kapal rumah sakit dari kapal perang, memastikan identifikasi sebagai sarana medis, dan memberikan perlindungan khusus sesuai norma-norma yang menetapkan hak-hak warga sipil dan fasilitas medis selama konflik bersenjata,” tulis siaran pers PT PAL.
Kapal juga dilaksanakan pemeriksaan propeller, shaft propeller, pengecekan sistem anti-korosi, serta perawatan kemudi.
Baca juga: Menlu Retno Tegaskan Israel Tak Bisa Pakai Alasan Self Defense untuk Serang Palestina
Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan, kapal rumah sakit milik TNI AL itu memang harus dicat putih sebelum dikirim untuk membantu korban perang di Jalur Gaza.
Pengecatan putih itu agar sesuai dengan Konvensi Jenewa maupun aturan San Remo Manual terkait konflik bersenjata di laut.
“Kapal rumah sakit sedang dilaksanakan docking, untuk pengecetan diberikan warna putih karena sesuai aturan Konvensi Jenewa maupun aturan dari San Remo Manual bahwa kapal rumah sakit itu harusnya dicat dengan warna putih. Jadi itu sudah disiapkan,” kata Ali di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta Utara, Senin (20/11/2023).
KSAL menambahkan, pemberangkatan kapal rumah sakit TNI AL menunggu lampu hijau dari Mesir sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Israel.
“Kami belum tahu negaranya, masih menunggu izin dari pemerintah Mesir terutama, karena Mesir dianggap yang terdekat dengan perbatasan Gaza. Mungkin nanti (ditempatkan) di El Arish,” ucap Ali.
“Kalau Mesir sudah membuka izin, maka kapal akan berangkat,” tutur KSAL.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.