JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melaporkan kasus konfirmasi cacar monyet (MPox) di Indonesia mencapai 35 kasus. Kasus tersebut tersebar di DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga Banten.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) MPox PB IDI, Hanny Nilasari mengatakan, kasus konfirmasi terbanyak didominasi di Jakarta dengan 29 kasus.
Diikuti oleh 5 kasus konfirmasi di DKI Jakarta, dan 1 kasus konfirmasi di Banten.
"Sehingga jumlah kasus yang terkonfirmasi pada saat ini adalah 35 kasus dan kemudian yang negatif (dicarded) ada 82 kasus," kata Hanny dalam konferensi pers PB IDI secara daring di Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Baca juga: Dinkes Pastikan Faskes di Jakarta Siap Tangani Kasus Cacar Monyet
Hanny menyampaikan, pasien cacar monyet di DKI Jakarta memiliki penyakit peserta (komorbid). Ia merinci, 10 pasien dari total kasus konfirmasi mengidap HIV, tiga pasien dengan sifilis, serta sembilan pasien dengan HIV dan sifilis.
Lalu, satu pasien dengan HIVx sifilis, Hbsag positif, dan hipertensi; satu pasien dengan HIV dan hipertensi; dan tiga pasien lainnya tanpa memiliki komorbid.
"Sedangkan untuk tujuh pasien lainnya tidak ada data riil sehingga saya belum bisa menginformasikan secara detail," ucap Hanny.
Lebih lanjut, Hanny menyampaikan, kasus konfirmasi didominasi oleh orientasi seksual lelaki seks lelaki (LSL) sebanyak 24 orang atau 90 persen dari total kasus.
Diikuti oleh 2 orang heteroseksual, 1 orang tidak diketahui orientasi seksualnya, dan 1 orang dengan kategori lainnya.
Baca juga: Satu Pasien Cacar Monyet di Jakbar Punya Riwayat Perjalanan Luar Negeri
Hanny menjabarkan, berdasarkan laporan dari Travel Medical Infect Desease tahun 2022 dengan kasus konfirmasi 4.080 orang, ruam kulit menjadi salah satu gejala yang paling banyak ditemukan pasien.
Kemudian, 62 persen dari total pasien mengalami pembesaran kelenjar getah bening, 62 persen mengalami demam, 11 persen dengan arthalgia, dan 9 persen perdarahan di area rektum atau saluran cerna.
"Saat itu, data pasien yang terkonfirmasi 4.080 orang, saat ini sudah 9.000-an lebih. Jadi dari kasus yang sudah terkonfirmasi, ternyata ruam kulit menjadi masalah yang paling banyak ditemukan oleh para tenaga medis dan teman-teman dokter di fasilitas kesehatan," jelas dia.
Sebagai informasi, kasus cacar monyet kembali menyebar di Indonesia setelah ditemukan satu kasus pada tahun 2022.
Baca juga: Kasus Cacar Monyet Tidak Bertambah, Pemprov DKI Pastikan Tetap Pantau Penularannya
WHO telah menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan yang menjadi perhatian internasional atau Public Health Emergency of Internasional Concern (PHEIC).
Kemudian pada November 2022, badan kesehatan ini sudah menetapkan nomenklatur terbaru monkeypox menjadi Mpox.
Monkeypox merupakan virus dengan genus yang sama seperti virus variola atau cacar. Kendati begitu, manifestasinya lebih ringan dan angka penularannya lebih rendah dengan mortalitas lebih kecil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.