Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Pimpin Rapat Pemenangan Gibran, Wamendes Paiman Raharjo Beri Penjelasan

Kompas.com - 31/10/2023, 16:18 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Paiman Raharjo memberi penjelasan terkait video viral yang menarasikan dirinya memimpin rapat pemenangan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres di Pilpres 2024.

Dalam video tersebut, sang penyebar mempermasalahkan apakah boleh Paiman sebagai seorang wakil menteri berkampanye.

Paiman pun memberi klarifikasi. Dirinya menyebut pihak yang membuat video tersebut adalah orang yang tidak suka dengan dirinya.

Pasalnya, rapat itu dilakukan di rumahnya ketika mengumpulkan anggota Relawan Sedulur Jokowi. Selain itu, rapat juga dilakukan di hari Minggu (29/10/2023), di mana itu sudah di luar jam kerja sebagai wakil menteri.

Baca juga: Projo Siap Menangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran, Budi Arie: Tidak Ada yang Berat, Rakyat Dukung

"Itu kan orang yang enggak suka saja. Orang rapat di rumah. Terus itu yang hadir DPD Sedulur Jokowi. Mengadakan rapat karena banyak anggota yang bingung arahnya ke mana. Terus kita rapat kita pimpin," ujar Paiman yang juga menjabat Ketua Umum Sedulur Jokowi, saat dihubungi, Selasa (31/10/2023).

Paiman mengaku bingung diviralkan seperti itu. Sebab, dirinya merasa tidak menggunakan fasilitas negara sama sekali.

Maka dari itu, Paiman memastikan dirinya memimpin rapat Relawan Sedulur Jokowi bukan dalam kapasitas sebagai Wamendes.

"Jadi kita itu harus berpendidikan politik yang benar lah," ucapnya.

Kemudian, Paiman menyinggung banyaknya menteri lain yang lebih terang-terangan dalam memberi dukungan terkait Pilpres 2024.

Baca juga: Kunker ke Banyumas, Prabowo: Saya Dilarang Kampanye, tapi Berharap Dalam Hati Tak Dilarang

Paiman lantas menyebut nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menparekraf Sandiaga Uno, hingga Menkominfo Budi Arie Setiadi.

Prabowo sendiri memang maju sebagai Capres 2024, Sandi mendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD, sedangkan Budi Arie mendukung Prabowo dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Relawan Projo.

"Menteri banyak kan terang-terangan. Sedangkan saya di rumah, kemudian tertutup," kata Paiman.

Menurut Paiman, ada pihak yang takut dengan kekuatan Sedulur Jokowi karena banyaknya massa yang mereka pegang.

Baca juga: [HOAKS] Zulkifli Hasan Gelar Kampanye untuk Anies-Muhaimin

Sehingga, kata dia, pihak tersebut kebakaran jenggot dan memviralkan dirinya seolah-olah menggunakan fasilitas negara untuk kampanye.

"Kayak misalkan contoh Pak Sandiaga Uno, itu kan menteri aktif. Dia terus terang kok dukung Pak Ganjar. Sedangkan saya itu kan rapat di rumah. Terus kemudian anggotanya anggota saya, bukan masyarakat umum," jelasnya.

"Jadi enggak ada kaitan dengan wamen dong. Kalau orang mau bicara tentang wamen, misalkan saya dalam keadaan di kantor wamen. Terus konsumsinya dari kantor wamen. Nah itu fasilitas negara. Wong ini di rumah, hari Minggu, hahaha," imbuh Paiman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Dikonfrontasi Jaksa, Istri SYL Tetap Bantah Punya Tas Dior dari Duit Kementan

Dikonfrontasi Jaksa, Istri SYL Tetap Bantah Punya Tas Dior dari Duit Kementan

Nasional
Bos Maktour Travel Mengaku Hanya Diminta Kementan Reservasi Perjalanan SYL ke Saudi, Mayoritas Kelas Bisnis

Bos Maktour Travel Mengaku Hanya Diminta Kementan Reservasi Perjalanan SYL ke Saudi, Mayoritas Kelas Bisnis

Nasional
Jadi Tenaga Ahli Kementan, Cucu SYL Beralasan Diminta Kakek Magang

Jadi Tenaga Ahli Kementan, Cucu SYL Beralasan Diminta Kakek Magang

Nasional
Jadi Ahli Sengketa Pileg, Eks Wakil Ketua MK: Sistem Noken Rentan Dimanipulasi Elite

Jadi Ahli Sengketa Pileg, Eks Wakil Ketua MK: Sistem Noken Rentan Dimanipulasi Elite

Nasional
Putusan Bebas Gazalba Saleh Dikhawatirkan Bikin Penuntutan KPK Mandek

Putusan Bebas Gazalba Saleh Dikhawatirkan Bikin Penuntutan KPK Mandek

Nasional
Polemik Putusan Sela Gazalba, KPK Didorong Koordinasi dengan Jaksa Agung

Polemik Putusan Sela Gazalba, KPK Didorong Koordinasi dengan Jaksa Agung

Nasional
Jadi Ahli Sengketa Pileg, Eks Hakim MK: Mayoritas Hasil Pemilu di Papua Harus Batal

Jadi Ahli Sengketa Pileg, Eks Hakim MK: Mayoritas Hasil Pemilu di Papua Harus Batal

Nasional
UKT Batal Naik Tahun Ini, Pemerintah Dinilai Hanya Ingin Redam Aksi Mahasiswa

UKT Batal Naik Tahun Ini, Pemerintah Dinilai Hanya Ingin Redam Aksi Mahasiswa

Nasional
Komisi X Apresiasi Pemerintah karena Batalkan Kenaikan UKT Mahasiswa

Komisi X Apresiasi Pemerintah karena Batalkan Kenaikan UKT Mahasiswa

Nasional
Jokowi Bertemu Sekjen OECD di Istana Bogor

Jokowi Bertemu Sekjen OECD di Istana Bogor

Nasional
Anak SYL Sebut Siap Kembalikan Uang yang Dinikmatinya Usai Ditantang Jaksa

Anak SYL Sebut Siap Kembalikan Uang yang Dinikmatinya Usai Ditantang Jaksa

Nasional
Usai Diduga Dibuntuti Densus 88, Jampidsus Kini Dilaporkan ke KPK

Usai Diduga Dibuntuti Densus 88, Jampidsus Kini Dilaporkan ke KPK

Nasional
Bantah Minta Rp 200 Juta untuk Renovasi Kamar, Anak SYL: Enggak Pernah Terima Angka Segitu Fantastis

Bantah Minta Rp 200 Juta untuk Renovasi Kamar, Anak SYL: Enggak Pernah Terima Angka Segitu Fantastis

Nasional
Akui Minta Rp 111 Juta untuk Aksesori Mobil, Anak SYL: Saya Ditawari

Akui Minta Rp 111 Juta untuk Aksesori Mobil, Anak SYL: Saya Ditawari

Nasional
Saksi Ungkap soal Grup WhatsApp Bernama 'Saya Ganti Kalian' di Era SYL

Saksi Ungkap soal Grup WhatsApp Bernama "Saya Ganti Kalian" di Era SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com