Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tegaskan Komitmen Lunasi Tunggakan Jet Tempur KF-21 dengan Korsel

Kompas.com - 29/10/2023, 18:49 WIB
Nabilla Tashandra,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan menegaskan komitmen untuk melunasi pembiayaan pengembangan jet tempur kf-21 Boramae atau Korea Fighter X (KFX) dan Indonesia Fighter X (IFX).

Adapun proyek pengembangan ini bernilai 8,8 triliun won atau sekitar Rp 100 triliun, seperti dikutip Kompas.com. Skema pembiayaannya adalah 60 persen oleh Pemerintah Korea Selatan, 20 persen oleh Pemerintah Indonesia, dan 20 persen oleh Korea Aerospace Industries (KAI).

Skema cost share ini ditargetkan berlangsung hingga 2026.

"Kita masih memiliki komitmen untuk melanjutkan kerja sama ini dengan Korea Selatan," ujar Direktur Teknologi dan Pertahanan Kementerian Pertahanan, Marsma Dedy Laksmono dalam workshop bertajuk "Advancing Indonesia and South Korea's Defense Industry Collaboration" di Jakarta, Jumat (27/10/2023).

Baca juga: KSAU Tinjau Langsung Pembuatan Jet Tempur Rafale di Perancis

Dedy menambahkan, kerja sama dengan Korea Selatan untuk jet tempur ini adalah program prioritas nasional sehingga akan tidak akan diputus.

Kendati demikian, ia mengakui keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi alasan mengapa Indonesia belum dapat melunasi tunggakan yang diminta. Sebab, Kementerian Keuangan hanya menyiapkan alokasi Rp 1,5 triliun setiap tahunnya untuk pengembangan KF-21 dan sulit bagi Kemenhan uniuk mengajukan penambahan anggaran.

Chief Representative Officer KIA Indonesia Office, Woo Bong Lee dan Direktur Teknologi dan Pertahanan Kementerian Pertahanan, Marsma TNI Dedy Laksmono (paling kanan ke kiri) dalam workshop bertajuk Advancing Indonesia and South Korea's Defense Industry Collaboration di Jakarta, Jumat (27/10/2023).KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Chief Representative Officer KIA Indonesia Office, Woo Bong Lee dan Direktur Teknologi dan Pertahanan Kementerian Pertahanan, Marsma TNI Dedy Laksmono (paling kanan ke kiri) dalam workshop bertajuk Advancing Indonesia and South Korea's Defense Industry Collaboration di Jakarta, Jumat (27/10/2023).

Adapun tahun depan, Kemenhan sudah mempersiapkan Rp 1,25 triliun dari kekurangan sekitar Rp 14 triliun yang harus dibayarkan.

"Program negara kan siapapun pemerintahnya harus tetap melanjutkan. Cuma memang batasan pemerintah adalah APBN. Kita tidak mungkin memutus hubungan kerja sama kita dengan Korea, cuma memang bobotnya yang harus dikurangi."

"Sehingga kaitannya dengan kewajiban kita untuk cost share yang selalu dia tagihkan, kita belum bisa memenuhinya," ungkap Dedy.

Namun, ia memahami setiap pemerintahan memang memiliki skala prioritas masing-masing, sehingga refocusing anggaran pun dilakukan.

"Kita berharap nanti ke depannya bisa memenuhi kewajiban-kewajiban ini, karena kita malu juga. Ibaratnya sudah sepakat, tapi dalam perjalanannya kok tidak jadi sepakat," kata Dedy.

Baca juga: Ke Perancis, KSAU Diperlihatkan Mesin Jet Canggih untuk Pesawat Tempur Rafale

Sementara itu, Chief Representative Officer KIA Indonesia Office, Woo Bong Lee mengatakan pihaknya dalam posisi menunggu alias "wait and see".

Ia berharap, pemerintah Indonesia dan Korea Selatan bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Apalagi, Woo menambahkan, Korea sudah berinvestasi besar untuk pengembangan KF-21 ini, termasuk berutang pada bank.

"Kami berharap pemerintah Korea Selatan tidak membuat keputusan buruk soal masalah ini. Pemerintah Indonesia dan Korea harus sama-sama berdialog untuk menegosiasikan isu ini," tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh jurnalis Kompas.com, Nabilla Tashandra, sebagai peserta Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea 2023, yaitu program fellowship kerja sama Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com