JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia saat ini mengalami penurunan dan kesuraman.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengungkapkan, salah satu indikasinya adalah kembali terjadinya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
"Reformasi kita pilih, 25 tahun berlangsung lebih sudah, sebentar lagi 30 tahun. Artinya kita berhasil melampaui beberapa tantangan, meskipun kita waspada hari ini terjadi, demokrasi mengalami masa penurunan dan masa kesuraman," ujar Cak Imin ketika berbicara di acara acara Rakorda DPP IMM DKI Jakarta di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2023).
Cak Imin mengatakan, jika sistem sudah koruptif dan KKN merajalela maka sistem pemerintahan tidak akan berjalan secara seimbang.
Ia pun menyinggung adanya lembaga negara yang saling memakan satu sama lain. Sehingga pihak yang semestinya mengawasi dan yang diawasi tidak dapat menjalankan fungsinya.
"Yang diawasi dan mengawasi tak jadi fungsi masing-masing kalau yang diawasi dan mengawasi sama-sama saling memakan. Terakhir, ada tukang korupsi, diperiksa oleh pemeriksa korupsi, tapi pemeriksa korupsi dicurigai melakukan korupsi," kata Cak Imin
"Artinya, ini sistem mengalami tanda tanya besar. Tugas kita evaluasi total sistem ini agar bangsa ini berjalan tetap sehat dan kekayaan negara dinikmati sebesarnya kemakmuran rakyat," ujarnya lagi.
Merujuk kepada hal itu, Cak Imin pun menekankan bangsa Indonesia masih terus membutuhkan gagasan untuk perbaikan. Terlebih, menurutnya, sistem demokrasi dan reformasi saat ini sudah 25 tahun berjalan.
Baca juga: Yenny Wahid Dukung Ganjar-Mahfud, Cak Imin: Ya Enggak Apa-apa
Ia lantas mengatakan, biasanya sebuah sistem pemerintahan yang dipilih harus dievaluasi total setelah memasuki 30 tahun. Seperti halnya masa Orde Baru yang bertahan selama 32 tahun.
"Orde Baru hanya 32 tahun sistem otoriter, demokratis terpusat otoriter. Dengan kekuatan yang sangat lengkap, logistiknya, militeristiknya, sistem ketatanegaraannya," kata Cak Imin.
Bahkan, ia mengatakan, saat Orde Baru pelaksanaan pemilu sudah diketahui siapa pemenangnya.
Meski demikian, Indonesia akhirnya memilih sistem demokrasi yang memberi ruang keterlibatan masyarakat.
"Kenapa kita pilih sistem demokrasi karena tak ada satu pun kekuatan, apalagi individu pemimpin mampu memimpin negaranya ketika semua rakyatnya tak dilibatkan," ujar Cak Imin.
Diketahui, Muhaimin Iskandar bersama Anies Baswedan telah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI sebagai bakal calon presiden (capres) dan cawapres untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Baca juga: PDI-P Ungkap Wacana Presiden 3 Periode Permintaan Pak Lurah, Cak Imin: Tanya Hasto Saja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.