JAKARTA, KOMPAS.com - Akademisi Rocky Gerung mendapat sambutan dari para pendukungnya yang melakukan aksi di pintu masuk sisi utara Mabes Polri setelah kurang lebih menjalani pemeriksaan selama hampir sembilan jam dalam kasus dugaan tindak pidana penyebaran berita bohong, Rabu (13/9/2023).
Pantauan Kompas.com, Rocky keluar pemeriksaan sekitar pukul 18.53 WIB dan melakukan wawancara dengan awak media.
Sesaat kemudian, Rocky menyapa pendukungnya yang sudah berada di depan pintu masuk utara Mabes Polri.
"Mau nyapa yang di depan dulu," katanya sambil berjalan menuju pintu utara.
Baca juga: Rocky Gerung Tiba di Bareskrim Klarifikasi Lanjutan di Kasus Berita Bohong
Saat Rocky keluar, para pendukung yang sudah berkumpul meneriaki Rocky dengan sebutan "No Rocky No Party".
Beberapa kali sebutan itu keluar dari teriakan para pendukung Rocky Gerung. Massa pendukung tersebut kemudian mengantar Rocky menuju mobil.
Rocky diketahui datang ke Lobi Bareskrim Mabes Polri pukul 10.02 WIB seorang diri menggunakan kaus berkerah berwarna hitam.
Rocky tak banyak berkomentar saat tiba dan hanya melambaikan tangan ke awak media.
Sebagai informasi, Polri menerima 26 laporan terhadap Rocky. Laporan ini imbas dari pernyataannya yang dinilai oleh sebagian pihak memuat unsur kebencian berbasis SARA dan menghina terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun demikian, Bareskrim tidak mendalami soal dugaan penghinaan terhadap Presiden Jokowi. Bareskrim fokus mendalami dugaan penyebaran berita bohong yang membuat keonaran.
Baca juga: Rocky Gerung Kembali Diklarifikasi Polisi Terkait Dugaan Berita Bohong
Adapun pernyataan Rocky Gerung yang kontroversi itu juga sempat ditayangkan oleh akun YouTube milik Refly Harun.
Pernyataan itu terkait orasinya saat acara Konsolidasi Akbar Aliansi Aksi Sejuta Buruh bersama Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di Bekasi pada Sabtu (29/7/2023).
Rocky menyinggung mengenai langkah Presiden Jokowi yang menurutnya pergi ke China untuk menawarkan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Namun, dalam orasi tersebut, dia menyebut juga kata-kata "b******" dan kata "t****" yang dinilai sebagai kata makian dan menghina presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.