SITUBONDO, KOMPAS.com - Dentuman senjata artileri meriam Howitzer 105 mm dan berondongan roket Multiple Launch Rocker System (MLRS) RM-70 milik Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL) menutup latihan militer gabungan multinasional Super Garuda Shield 2023.
Tembakan Howitzer dan MLRS itu merupakan bagian dari operasi amfibi yang dilakukan prajurit Korps Marinir TNI AL di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Minggu (10/9/2023).
Pantauan di lokasi, setidaknya terdengar tujuh kali tembakan Howitzer yang diluncurkan prajurit Korps Marinir TNI AL. Selisih tembakan dari satu meriam ke meriam lain kira-kira memiliki rata-rata satu menit.
Meriam Howitzer itu ditembakkan untuk menjangkau sasaran musuh.
Baca juga: Panglima TNI, Kepala Staf Tiga Matra, dan Komisi I Hadiri Puncak Super Garuda Shield 2023
Setelah penembakkan Howitzer, diikuti berondongan roket MLRS buatan Excalibur Army, Ceko, sekitar 19-20 kali secara berurutan.
Sebelumnya, operasi pendaratan amfibi diawali dengan dengan manuver dua jet tempur F-16 milik TNI AU. Pesawat-pesawat itu melakukan bomb burst.
Setelah itu, sejumlah kendaraan tempur Marinir TNI AL seperti tank LVT-7 dan KAPA K-61, dikeluarkan dari kapal landing ship tank (LST) milik TNI AL.
Tank-tank itu mengambang di laut hingga mendarat di Pantai Banongan.
Para prajurit Korps Marinir TNI AL kemudian keluar dan menyerbu sasaran musuh.
Baca juga: 700 Prajurit Marinir Dikerahkan Dalam Operasi Amfibi Saat Puncak Super Garuda Shield 2023
Operasi amfibi itu juga diikuti dengan mendaratnya dua kapal Landing Craft Air Cushion (LCAC) milik US Navy atau Angkatan Laut Amerika Serikat di Pantai Banongan. Dua kapal itu membawa tank, meskipun tidak dikeluarkan.
Usai pendaratan amfibi, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono beserta kepala staf tiga matra dan didampingi Komandan Jenderal 8th Theater Sustainment Command US Army Pacific Mayjen Jered Helwig, meninjau salah satu LCAC milik US Navy.
Sebagaimana diketahui, latihan puncak Super Garuda Shield 2023 ditutup dengan pendaratan amfibi di Pantai Banongan. Meskipun, masih ada latihan-latihan yang digelar hingga Rabu (13/9/2023) mendatang.
Terdapat 20 negara yang ambil bagian dalam latihan gabungan tahunan antara TNI dan Komando Indo-Pasifik AS ini.
Mereka terbagi menjadi dua kelompok, yakni negara yang mengirim personel militer untuk latihan gabungan dan negara observer atau pengamat.
Baca juga: Kerahkan 5 KRI, TNI AL Pimpin Sea Phase Latgabma Super Garuda Shield 2023
Dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar AS, negara yang mengirim personel militer antara lain Amerika Serikat, Indonesia, Jepang, Australia, Singapura, Inggris, dan Perancis.
Sementara itu, negara observer terdiri dari Brunei Darussalam, Brasil, Kanada, Jerman, India, Malaysia, Belanda, Selandia Baru, Papua Nugini, Filipina, Korea Selatan, dan Timor Leste.
“Latihan bersama multinasional ini menunjukkan komitmen kolektif dan kesatuan pemikiran kita, memungkinkan terciptanya Indo-Pasifik yang stabil, aman, dan lebih damai, bebas, dan terbuka,” kata Panglima Angkatan Darat AS di Pasifik Jenderal Charles Flynn, dikutip dari siaran pers Dubes AS pada 30 Agustus 2023.
Latihan Super Garuda Shield kali ini diikuti oleh 2.810 prajurit TNI dan 2.165 personel negara asing.
Baca juga: Deret Alutsista yang Dikerahkan TNI Saat Operasi Amfibi Super Garuda Shield 2023 Besok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.