JAKARTA, KOMPAS.com - Penangkapan seorang PT Kereta Api Indonesia (KAI) berinisial DE terkait sangkaan terorisme kembali mengingatkan benih-benih kelompok teror masih berada di tengah-tengah masyarakat.
Menurut penjelasan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, DE yang ditangkap di Bekasi sudah terafiliasi kelompok terorisme selama 13 tahun.
DE disebut lebih dahulu menjadi pengikut kelompok Mujahidin Indonesia Barat (MIB) dan Negara Islam Irak dan Syam atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sebelum menjadi pegawai BUMN di PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Juru Bicara Densus 88 AT Polri Kombes Aswin Siregar menjelaskan, DE mulai bergabung ke kelompok teror MIB pimpinan WM sejak 2010.
Baca juga: Penangkapan Teroris di Bekasi, Tri Adhianto Minta Warganya Waspadai Pendatang Baru
“Pertama, dia bergabung dengan MIB di Bandung menjadi jamaah WM yang sudah ditangkap itu, kemudian 2014 dia menyatakan baiat tunduk kepada amir ISIS, kemudian 2016 baru dia terdaftar sebagai karyawan PT KAI,” kata Aswin di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/8/2023).
Lebih lanjut, Aswin mengatakan, penyidik sedang mendalami hal tersebut.
Aswin menjelaskan, sejak menjadi pengikut ISIS, DE aktif dalam melakukan propaganda lewat media sosialnya.
Dia kerap mengunggah soal imbauan atau ajakan melakukan aksi terorisme. Bahkan, ia juga pernah merencanakan aksi amaliah atau penyerangan ke Mako Brimob dan Markas TNI.
Baca juga: Pegawai BUMN jadi Tersangka Terorisme, Wapres Duga Proses Screening Kebobolan
“Sekitar tiga minggu ke belakang puncaknya bahwa yang bersangkutan terlihat giroh (semangat)-nya semakin tinggi dengan menyebarkan ajakan atau imbauan untuk amaliah atau untuk melakukan aksi terorisme,” tuturnya.
DE ditangkap di Jalan Raya Bulak Sentul, RT 07 RW 027, Harapan Jaya, Bekasi Utara, pada Senin (14/8/2023) pukul 13.17 WIB.
Dia disebut aktif melakukan propaganda di media sosial terkait motivasi untuk jihad melalui media sosial Facebook.
Dalam penangkapan dan penggeledahan, tim Densus 88 AT Polri menyita sejumlah bukti, yakni sejumlah identitas diri hingga belasan senjata api beserta amunisinya.
Baca juga: KAI Klaim Sudah Cegah Paham Terorisme di Perusahaan sejak 2018
Wakil Presiden Ma'ruf Amini ikut menanggapi kasus itu. Menurut dia ada celah dalam proses seleksi karyawan BUMN yang menyebabkan DE yang terpapar radikalisme diterima sebagai pegawai PT KAI.
"Ketika dia masuk menjadi pegawai, ini di-screening betul supaya memang harus dipastikan bahwa tidak terpapar. Oleh karena itu mungkin ini ada yang lolos," kata Ma'ruf di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/8/2023).
Padahal saat ini BUMN dikenal memiliki slogan dengan singkatan AKHLAK, yang merupakan nilai-nilai utama yang harus dimiliki, yaitu Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.