Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Virdika Rizky Utama
Peneliti PARA Syndicate

Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.

Peran Strategis Indonesia Meredakan Ketegangan di Selat Taiwan

Kompas.com - 04/08/2023, 12:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KETEGANGAN yang meningkat di Selat Taiwan dalam beberapa pekan terakhir, sebagai pusat dinamika geopolitik yang kompleks, memiliki implikasi potensial dan menjadi sorotan dunia internasional.

Untuk memahami dinamika ini, diperlukan penilaian komprehensif mengenai sejarah, geopolitik, dan hubungan lintas-Selat.

Mengingat hal ini, kemungkinan peran Indonesia, dengan posisi geografisnya yang strategis dan pengaruhnya yang signifikan di ASEAN, terutama sebagai ketua pada 2023, harus dipertimbangkan.

Posisi geopolitik Indonesia, ditambah posisinya yang berpengaruh di ASEAN dan diaspora Indonesia yang cukup besar di Taiwan, memberikan potensi unik untuk menjadi penengah yang efektif dalam isu-isu berkaitan Selat Taiwan.

Keanekaragaman budaya Indonesia, komitmen yang teguh terhadap perdamaian dan stabilitas regional menggarisbawahi potensi ini.

Strategi efektif untuk menenangkan wilayah Selat Taiwan haruslah memperhatikan dinamika yang kompleks di wilayah tersebut.

Pendekatan semacam itu harus bertujuan menghindari konflik militer, membina hubungan politik yang kuat, dan meningkatkan saling ketergantungan ekonomi.

Inti dari strategi ini terletak pada kekuatan dialog. Selat Taiwan mewujudkan jaringan kepentingan geopolitik yang kusut antara Amerika Serikat, Tiongkok, dan Taiwan.

Dalam konteks ini, dialog muncul sebagai alat yang sangat penting – bukan sebagai pengesahan terhadap salah satu posisi, tetapi sebagai sarana untuk memahami dan mengakui perspektif semua pihak yang terlibat. Dialog ini dapat menjadi dasar untuk resolusi damai dalam suasana konstruktif.

Pada saat sama, sangat penting untuk membina hubungan ekonomi yang kuat untuk memperkuat rasa saling ketergantungan.

Hubungan ekonomi yang terjalin dapat menjadi pencegah konflik yang ampuh, karena potensi konsekuensi ekonomi dari tindakan militer dapat mencegah pihak-pihak yang terlibat untuk memicu konflik.

Misalnya, meningkatkan dukungan ekonomi untuk Taiwan dapat berfungsi sebagai balasan damai terhadap ketegasan yang dirasakan dari Beijing sekaligus memperkuat prinsip-prinsip demokrasi.

Pendekatan multi-segi sangat penting, menggabungkan dukungan ekonomi strategis dan postur pertahanan yang seimbang.

Memperkuat hubungan ekonomi dengan Taiwan dapat membantu mengimbangi dampak tekanan ekonomi. Mitra global dapat meningkatkan hubungan perdagangan mereka dengan Taiwan, mengurangi ketergantungan ekonomi Taiwan pada Tiongkok.

Dinamika yang saling menguntungkan ini dapat menumbuhkan ekonomi Taiwan yang tangguh dan beragam.

Meskipun postur pertahanan yang tepat sangat penting bagi kawasan ini, postur pertahanan yang tepat tidak harus menandakan permusuhan.

Sekutu dapat membantu Taiwan dalam meningkatkan kemampuan pertahanannya tanpa memprovokasi Tiongkok.

Komitmen ini dapat digarisbawahi melalui latihan multinasional yang menekankan pentingnya kebebasan navigasi dan penerbangan lintas batas, dengan tujuan mencegah dan bukan untuk memprovokasi.

Komunitas internasional berbagi tanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah terkait Selat Taiwan.

Pendekatan yang terkonsolidasi mengirimkan pesan yang jelas: tindakan agresif tidak akan ditoleransi, dan nilai-nilai demokrasi serta hak asasi manusia harus dihormati.

Kepatuhan terhadap hukum internasional dan resolusi di lembaga-lembaga multilateral dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga perdamaian.

Indonesia, sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, memiliki perspektif berharga terkait situasi di Selat Taiwan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com