JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham meminta Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tidak berlindung di balik Presiden Joko Widodo untuk menghadapi dorongan pergantian jabatannya.
Ia menganggap Airlangga menarik-narik Jokowi untuk urusan internal Golkar. Padahal, mantan Wali Kota Solo itu sudah mengatakan tak ikut campur pada dinamika yang terjadi.
“Airlangga itu di dalam langkah-langkah politik yang diambil dalam kepemimpinan Partai Golkar itu selalu bersembunyi di balik Presiden,” ucap Idrus di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (28/7/2023).
Baca juga: Idrus Marham Berupaya Ajak Para Ketua DPD Golkar Bergerak Ganti Airlangga
Bagi Idrus, cara Airlangga menunjukkan bahwa kepemimpinannya masih didukung Jokowi yakni dengan mengaku membicarakan pertemuan politiknya dengan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani.
Komunikasi antara Airlangga dengan Jokowi terjadi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Sementara itu, Airlangga dan Puan bertemu di kediaman Airlangga, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (27/7/2023).
“Saya memahami itu, salah satu tujuannya ingin menyampaikan langkah-langkah yang diambil itu di-back-up oleh Presiden,” ucap dia.
Menurut politikus senior Golkar ini, langkah Airlangga itu dilakukan untuk mengamankan posisinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Idrus menilai, Airlangga berusaha untuk meyakinkan para Ketua DPD Partai Golkar, yang memiliki hak suara untuk menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub), bahwa kepemimpinannya baik-baik saja.
“Ini kan satu (tindakan) manipilatif. Ada indikasi manipulasi informasi, langkah-langkah politik untuk tujuan, kepentingan dirinya,” ujar dia.
Baca juga: Airlangga: Golkar Tidak Ada Munaslub!
Golkar tengah dirundung isu perpecahan internal. Sejumlah politisi senior mendorong agar Airlangga diganti dari pucuk pimpinan partai beringin.
Alasannya, Airlangga tak memberikan sikap yang jelas terkait langkah Golkar menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Dua menteri di Kabinet Indonesia Maju telah menyampaikan kesiapannya menggantikan Airlangga.
Pertama, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar. Kedua, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Di sisi lain, Jokowi membantah ada cawe-cawe Istana dibalik perpecahan internal Golkar. Ia menegaskan pihaknya tak ikut campur terhadap persoalan tersebut.
“Itu urusan internal Golkar. Urusannya internal Golkar. Tidak ada hubungannya dengan kita,” ucap Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.