Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindir Balik Pihak yang "Bully" soal "Petugas Partai", Megawati: Kenapa Enggak Bikin Capres Sendiri?

Kompas.com - 26/07/2023, 18:42 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI-P sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Megawati Soekarnoputri menyindir pihak yang tidak setuju dengan sebutan "petugas partai" untuk kader-kader PDI-P dan bakal calon presiden (capres) yang diusung partainya.

Megawati lantas meminta pihak-pihak tersebut untuk mengusung calon presidennya sendiri di Pilpres 2024 mendatang apabila tidak setuju dengan sebutan "petugas partai" tersebut.

Dengan kata lain, bukan hanya menunggu PDI-P mengumumkan capresnya.

"Loh, saya bilang Pak Jokowi petugas partai, ayo mau di-bully lagi. Loh yang mencalonkan saya, yang lain ikut, enak aja. Kenapa yang lain enggak bikin saja capres lain (sendiri), gitu kan fair kalau mau demokrasi. Ini kan enggak, nungguin aja gitu," kata Megawati dalam acara peresmian Kebun Raya Mangrove Surabaya di kawasan Gunung Anyar, Jawa Timur, Rabu (26/7/2023).

Baca juga: Kerap Ditanya Bakal Cawapres Ganjar, Megawati: Saya Nanti Umumkan, Terserah Saya Dong

Megawati mengungkapkan, ia tidak pernah mengikuti partai politik manapun ketika hendak mencalonkan bakal capres.

Ia mengingatkan bahwa setiap partai politik (parpol) memiliki aturannya tersendiri. Oleh karenanya, Mega mempersilakan pihak manapun untuk bergabung dengannya, tetapi harus mematuhi aturan yang ada.

"Saya nyalonin enggak pernah ikut yang lain, kok nyalahin Bu Mega, bodo amat. Saya maunya gitu. Kalau kamu mau ikut, ya monggo ada aturannya. Kalau enggak, ya enggak apa-apa. Nah, itu baru namanya demokrasi," ujarnya.

Terkait sebutan "petugas partai", ia menjelaskan bahwa semua kader yang menjabat di jabatan-jabatan eksekutif dan legislatif memang merupakan petugas partai.

Sebab, menurutnya, semua orang bisa maju bila didukung oleh partai politik.

Baca juga: Soal Istilah Petugas Partai, Megawati: Kok yang Lain Mau Nimbrung Intervensi

Ia lantas mencontohkan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, yang bisa maju karena adanya dukungan dari partai politik.

"Ya kalau kamu mau ngikut kita, ikut aja kamu bilang ini kader. Nanti memangnya kalau bukan kader gitu, orang juga lalu bilang gini, misalnya Pak Eri, mana bisa dia jadi walikota kalau tidak didukung oleh partai," kata Megawati.

Lebih lanjut, Megawati menjelaskan soal aturan perundangan serta substansi partai politik. Dalam aturan sudah jelas, seorang capres bisa diusung oleh satu partai maupun beberapa partai.

Dalam pandangannya, cercaan yang selama ini ada terhadap sebutan petugas partai karena ketidakmengertian akan sistem politik dan substansi partai politik itu sendiri.

“(Kalau partai tak boleh menugaskan kader) Untuk apa ada partai dong? Ya sudah saja (bikin saja sistem) kita satu arah, semua sama, enggak boleh ada kader (partai), (sehingga) enggak boleh ada petugas (partai). Jadi ada (dibuat) aturan pemerintah RI mesti begini (seragam),” kata Megawati.

Baca juga: Kerap Ditanya Bakal Cawapres Ganjar, Megawati: Saya Nanti Umumkan, Terserah Saya Dong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com