JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) melaporkan, jumlah jemaah wafat hingga tanggal 23 Juli 2023 kembali bertambah.
Koordinator Media Center Haji (MCH) PPIH Pusat Dodo Murtado mengatakan, jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat kini telah mencapai 719 orang.
"Jemaah yang wafat hingga tanggal 23 Juli 2023 pukul 24.00 WIB sebanyak 719 orang," kata Dodo dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Senin (24/7/2023).
Baca juga: Tertinggi dalam 5 Tahun Terakhir, Jumlah Jemaah Haji Wafat Capai 701 Orang
Dodo menyampaikan, Kemenag mengimbau jemaah haji agar menjaga kesehatan. Terlebih, suhu di Madinah hari ini berkisar antara 39 derajat celsius sampai dengan 44 derajat celsius.
Cuaca di Mekkah pun tidak kalah panasnya, dengan suhu berkisar antara 31 derajat celsius sampai dengan 43 derajat celsius.
"Mari kita bersama mendoakan agar para tamu Allah senantiasa diberikan kekuatan, kesehatan, dan kelancaran dalam ibadahnya, kembali ke Tanah Air dan meraih haji mabrur," ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kementerian Kesehatan, Liliek Marhaendra Susilo mengatakan, angka kesakitan dan kematian jemaah haji melonjak tajam saat prosesi Mina dan pasca Armina.
Tingginya angka kematian tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti tingginya jumlah jemaah haji lansia dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tingginya jemaah haji risti (75 persen dari kuota jemaah) dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dan terjadinya insiden pemicu.
Baca juga: Bea Cukai Bantah Ada Negosiasi Pungutan Pajak Jamaah Haji Asal Makassar yang Bawa Emas 1 Kg
Salah satu insiden pemicunya adalah keterlambatan jemaah keluar dari Muzdalifah dan kurangnya fasilitas di Mina, baik fasilitas air, makanan, dan tenda.
Di sisi lain, kata Liliek, ada permasalahan pada lansia saat di Arab Saudi.
Permasalahan umumnya disebabkan oleh kendala dalam beradaptasi secara fisik dan mental terhadap perubahan lingkungan di Arab Saudi.
"Hal ini bisa memicu jemaah mudah mengalami disorientasi karena penurunan kemampuan daya ingat dan pikir, mudah mengalami kelelahan karena penurunan kemampuan fisik, mudah mengalami kekambuhan penyakit penyerta, dan mudah terjangkit infeksi karena penurunan daya tahan tubuh," jelas Liliek kepada Kompas.com, Jumat (21/7/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.