JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengatakan, suksesnya pertandingan persahabatan Timnas Indonesia VS Palestina dan Argentina tak lepas dari pihak keamanan yang turut mengamankan jalannya pertandingan.
Hal itu, katanya, menjadi kerja sama yang erat antara PSSI dan kepolisian, mengingat sebelumnya keamanan menjadi hal yang dikhawatirkan usai tragedi Kanjuruhan awal Oktober 2022 lalu.
"Kemarin sukses penyelenggaraan Palestina dan Argentina itu terbukti, itu kerja sama yang erat antara PSSI dengan pihak keamanan, khususnya kepolisian," ujar Erick saat konferensi pers bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (26/6/2023).
Selain itu, kata Erick, pihak Federation Internationale de Football Association (FIFA) dan dua tim lawan main Indonesia saat itu, juga memberikan respon baik usai bermain di tanah air.
Baca juga: Jadwal FIFA Matchday Timnas Indonesia Usai Imbang dengan Palestina, Lawan Argentina!
"FIFA melihat penyelenggaraan yang dilakukan oleh Indonesia untuk pertandingan Palestina dan Argentina itu luar biasa standarnya, mereka puji. Dan negara-negara seperti Argentina dan Palestina menyampaikan secara resmi bahwa Indonesia punya standar yang tinggi," ungkap Erick.
Meski begitu, Erick menyayangkan masih terdapat kebocoran flare oleh suporter bola saat akan memasuki stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, saat pertandingan Indonesia VS Argentina akan berlangsung pada Senin (19/6/2023).
Padahal, penonton dilarang membawa flare terutama saat berada dalam stadion.
"Kalau kita lihat kemarin waktu pertandingan di Argentina ada jelas larangannya, tidak boleh membawa a,b,c,d," kata Erick.
Baca juga: 3 Pertimbangan FIFA Tunjuk Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U17 2023
Untuk itu, Erick berharap, pertandingan pada liga atau club sepak bola Indonesia memiliki standarisasi yang sama untuk meningkatkan keamanan seluruh pihak, baik suporter maupun pemain.
"Nah ini saya berharap liga club bisa tegas melakukan ini," tambahnya.
Sementara itu, Erick mengatakan saat ini dirinya belum menandatangani detail operasional pertandingan Liga Sepak Bola Indonesia.
Sebab, dalam panduan tersebut belum terdapat tiga poin penting panduan operasional pertandingan, salah satunya yakni kewajiban Liga 1 yang beranggotakan pemain U-23 dan Liga 2 yang harus memiliki anggota U-21.
Baca juga: Kronologi FIFA Tunjuk Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U17 2023
Poin kedua, yaitu pelatih liga sepak bola Indonesia diwajibkan menandatangi komitmen ketika ada pemanggilan anggota untuk bermain dalam Timnas.
"Karena itu harus ada tanda tangan itu, sehingga kalo pelatih-pelatih yang tidak punya komitmen untuk masa depan sepak bola Indonesia, hanya mencari nafkah di sini, tidak usah di sini lagi, karena ada perpanjangan kontrak yang bisa kita jaga," katanya.
Poin ketiga dan terpenting, kata Erick, operasional keamanan selama pertandingan sepak bola Indonesia berlangsung.
Erick menuturkan, operasional keamanan harus menjadi standarisasi yang tinggi bagi liga dan club sepak bola Indonesia.
"Karena itu FIFA sendiri akan mengirim akhir tahun ini untuk membantu daripada standarisasi," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.