JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Litbang Kompas memetakan sejumlah tokoh politik yang digadang-gadang menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan untuk Pemilu 2024, Ganjar Pranowo. Salah satu nama yang banyak diperbincangkan ialah Sandiaga Uno.
Jika berduet, Ganjar dan Sandiaga berpotensi meningkatkan dukungan pemilih. Celah keterbatasan Ganjar dapat tereduksi dengan kehadiran Sandiaga.
Pertama, dari sisi elektabilitas di klasemen cawapres, Sandiaga termasuk dalam barisan tokoh papan atas. Menurut hasil jajak pendapat Litbang Kompas terakhir, Sandi menjuarai survei elektabilitas dengan angka elektoral 12,4 persen.
Sebaran pendukung Sandi juga dapat menutupi kekurangan Ganjar. Sebanyak 55,2 persen pendukung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu tersebar di Pulau Jawa dan 44,8 persen di luar Jawa.
Di Pulau Jawa sendiri, mayoritas pendukung Sandi berada di Jawa Timur (37,5 persen), diikuti Jawa Barat (23,4 persen). Lalu, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY (20,3 persen), Banten (15,6 persen), dan DKI Jakarta (3,2 persen).
Sementara, sebaran pendukung Ganjar sebagian besar terkonsentrasi di Pulau Jawa, yakni 64,1 persen. Di luar Pulau Jawa, pendukung Ganjar baru 35,9 persen.
Di Pulau Jawa, pendukung Ganjar paling banyak tersebar di Jawa Tengah dan DIY (39,5 persen), lalu Jawa Timur (28,5 persen), Jawa Barat (22,5 persen), DKI Jakarta (4,9 persen), dan Banten (4,6 persen).
Selain dari sisi sebaran wilayah, pencermatan terhadap latar belakang identitas dan kehidupan sosial pendukung Sandi pun memiliki nilai lebih terhadap Ganjar.
Dari sisi usia, misalnya, dukungan terhadap Ganjar yang tersegmentasi pada kaum muda, termasuk pemilih pemula, tetapi kurang pada kalangan yang berusia dewasa produktif (41-60 tahun) dapat tereduksi.
Sebab, Sandi mendapat banyak dukungan dari kalangan dewasa produktif. Rinciannya, usia 24-40 tahun (39,5 persen), 41-60 tahun (29,9 persen), kurang dari 23 tahun (26,1 persen), dan lebih dari 60 tahun (4,5 persen).
Dari sisi pendidikan, kehadiran Sandi sebagai pasangan Ganjar memberi nilai lebih pada kehadiran kelompok pendidikan tinggi.
Hasil survei menunjukkan, mayoritas pendukung Ganjar berlatar belakang pendidikan menengah (47,6 persen), lalu pendidikan dasar (37,5 persen), diikuti pendidikan tinggi (14,9 persen).
Sementara, Sandi, selain didukung kalangan berpendidikan menengah (49,7 persen) dan pendidikan dasar (33,1 persen), proporsi pendukung berpendidikan tinggi terbilang besar (17,2 persen).
Pendukung Sandiaga juga tersebar pada beragam pilihan partai politik, termasuk pendukung partai oposisi.
Menurut survei, 17,2 persen pendukung Sandi memilih PDI-P. Lalu, 9,5 persen memilih Partai Demokrat, dan 7,8 persen memilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS).