Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wahyu Suryodarsono
Tentara Nasional Indonesia

Indonesian Air Force Officer, and International Relations Enthusiast

Dominasi Politik Pengusaha: Menuju Neo-Totalitarianisme?

Kompas.com - 04/04/2023, 07:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saya pun larang anak saya masuk politik agar fokus usaha dulu.” – Jusuf Kalla

PENGGALAN kalimat tersebut sempat dilontarkan oleh Jusuf Kalla, salah satu Mantan Wakil Presiden RI di era pertama Presiden Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono, saat memberikan sambutan dalam Kongres Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia pada 2017 lalu.

Dalam pidatonya, JK menyebut bahwa pengusaha tidak seharusnya masuk ke ranah politik, agar bisa fokus mengembangkan usaha serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Sayangnya, ia menyebut bahwa banyak pengusaha yang kini memilih terjun ke dunia politik pada usia yang relatif masih sangat muda.

Sebagai contoh adalah Sandiaga Uno, yang kala itu baru saja berhasil memenangi pemilihan kepala daerah pada 2017 sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Anies Baswedan, hingga saat ini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Fenomena banyaknya pengusaha yang sukses terjun ke dunia politik tak hanya terjadi di lingkungan eksekutif, tetapi juga legislatif.

Selain itu, banyak pula yang menduduki jabatan strategis di lingkungan organisasi partai politik, baik sebagai ketua umum maupun kader.

Nama-nama pengusaha sekaligus politisi terkenal seperti Surya Paloh, Hary Tanoesoedibjo, Erick Thohir, Aburizal Bakrie, Bahlil Lahadalia, hingga Luhut Binsar Pandjaitan adalah sederet figur yang seringkali menghiasi media massa sebagai pejabat publik ataupun petinggi partai politik.

Sebuah penelitian bertajuk Peta Pebisnis di Parlemen: Potret Oligarki di Indonesia oleh Defbry Margiansyah, menganalisis jumlah pebisnis atau pengusaha yang berkiprah sebagai legislator di Dewan Perwakilan Rakyat.

Hasilnya, 5 hingga 6 dari 10 anggota DPR saat ini memiliki latar belakang pengusaha, dengan jumlah mencapai 318 orang.

Jumlah tersebut meningkat dibanding periode sebelumnya, dan melebihi setengah dari total anggota parlemen saat ini atau sekitar 55 persen. Sebanyak 45 persen sisanya berasal dari kalangan non-pengusaha.

Fenomena ini membuktikan bahwa di lingkungan legislatif, peran pengusaha tentunya sangat dominan dalam proses legislasi.

Hal ini, sedikit banyak dapat memengaruhi proses pengambilan keputusan rapat-rapat di DPR yang membahas berbagai isu dan aspirasi masyarakat.

Selama ini, pengusaha dianggap sebagai kaum atau golongan yang memiliki kekuatan tersendiri bagi jalannya roda pemerintahan.

Hal ini didasarkan pada teori trickle-down effect yang digagas pertama kali oleh Hirschman pada 1954.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI AL Tugaskan KRI RE Martadinata-331 untuk Latma Rimpac di Hawaii

TNI AL Tugaskan KRI RE Martadinata-331 untuk Latma Rimpac di Hawaii

Nasional
Jokowi Minta Basuki-Raja Juli Antoni Jamin Pembangunan IKN Tetap Cepat

Jokowi Minta Basuki-Raja Juli Antoni Jamin Pembangunan IKN Tetap Cepat

Nasional
Basuki Sebut Rencana Jokowi Berkantor di IKN Tetap On Schedule Meski Kepala Otorita Mundur

Basuki Sebut Rencana Jokowi Berkantor di IKN Tetap On Schedule Meski Kepala Otorita Mundur

Nasional
Basuki Bantah Kepala Otorita IKN Mundur karena Upacara 17 Agustus

Basuki Bantah Kepala Otorita IKN Mundur karena Upacara 17 Agustus

Nasional
SYL Tilap Uang Perjalanan Dinas Pegawai Kementan hingga 50 Persen

SYL Tilap Uang Perjalanan Dinas Pegawai Kementan hingga 50 Persen

Nasional
Profil Bambang Susantono, 2 Tahun Jabat Kepala Otorita IKN

Profil Bambang Susantono, 2 Tahun Jabat Kepala Otorita IKN

Nasional
Sempat Jadi Pengacara SYL, Febri Diansyah Dapat Uang Honor Rp 800 Juta

Sempat Jadi Pengacara SYL, Febri Diansyah Dapat Uang Honor Rp 800 Juta

Nasional
Basuki Bakal Putus Status Tanah IKN Usai Jadi Plt Kepala Otorita, Mau Dijual atau Disewakan

Basuki Bakal Putus Status Tanah IKN Usai Jadi Plt Kepala Otorita, Mau Dijual atau Disewakan

Nasional
Pemerintah Lanjutkan Bantuan Pangan Beras, tapi Tak sampai Desember

Pemerintah Lanjutkan Bantuan Pangan Beras, tapi Tak sampai Desember

Nasional
Saksi Sebut Penyidik KPK Sita Uang Miliaran Rupiah Usai Geledah Kamar SYL

Saksi Sebut Penyidik KPK Sita Uang Miliaran Rupiah Usai Geledah Kamar SYL

Nasional
PAN Tak Masalah Tim Sinkronisasi Prabowo Hanya Diisi Orang Gerindra

PAN Tak Masalah Tim Sinkronisasi Prabowo Hanya Diisi Orang Gerindra

Nasional
Istana Sebut Wakil Kepala Otorita IKN Sudah Lama Ingin Mundur

Istana Sebut Wakil Kepala Otorita IKN Sudah Lama Ingin Mundur

Nasional
Bambang Susantono Tak Jelaskan Alasan Mundur dari Kepala Otorita IKN

Bambang Susantono Tak Jelaskan Alasan Mundur dari Kepala Otorita IKN

Nasional
Soal Tim Sinkronisasi Prabowo, PAN: Itu Sifatnya Internal Gerindra, Bukan Koalisi Indonesia Maju

Soal Tim Sinkronisasi Prabowo, PAN: Itu Sifatnya Internal Gerindra, Bukan Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': 58,7 Persen Responden Anggap Penambahan Kementerian Berpotensi Tumpang-Tindih

Survei Litbang "Kompas": 58,7 Persen Responden Anggap Penambahan Kementerian Berpotensi Tumpang-Tindih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com