Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Kritik Demokrat, PDI-P Singgung Jokowi yang Sebut AHY sebagai Capres

Kompas.com - 28/02/2023, 15:20 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Said Abdullah menepis kritik dari Partai Demokrat yang mempersoalkan dukungan Presiden Joko Widodo kepada calon presiden atau koalisi tertentu.

Said mengatakan, Jokowi dalam berbagai kesempatan kerap menyapa tokoh yang masuk dalam bursa calon presiden dan calon wakil presiden, termasuk Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Di banyak kesempatan, Beliau menyebutkan sosok bakal capres dan cawapres dan nama nama yang Beliau sebutkan juga beragam, tidak hanya satu saja," kata Said saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/2/2023).

"Bukankah Presiden Joko Widodo juga menyebut nama Mas AHY sebagai capres saat di Hari Ulang Tahun PPP ke-50 beberapa hari lalu?" ujar dia.

Baca juga: Komitmen Perkuat Konsolidasi Keluarga Besar PDIP, Said Abdullah Lantik DPC BMI Se-Jatim

Oleh karena itu, Said heran karena Demokrat kini mengkritik pernyataan Jokowi saat menyinggung tokoh-tokoh bakal calon presiden dalam pidatonya.

Padahal, Demokrat juga melontarkan pujian saat AHY disebut sebagai salah satu kandidat calon presiden oleh Jokowi.

"Bukankah hal itu sudah menunjukkan kenegarawanan Presiden Jokowi. Kok mereka kini menuduh presiden tidak negarawan," kata Said.

Menurut Said, Partai Demokrat hendaknya fokus untuk melakukan kebaikan ketimbang mempersoalkan hal yang menurutnya tidak substansial seperti pernyataan Jokowi.

"Fokus saja atas memperbaiki elektabilitas Anies Baswedan yang bakal di usung Demokrat sebagai capres namun elektabilitasnya malah menurun," ujar dia.

Said pun menekankan bahwa kader-kader PDI-P akan terus mendorong pemerintah untuk semakin baik melayani masyarakat agar tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi terus meningkat.

"Sebab dengan kinerja pemerintah baik, maka kepuasan rakyat terhadap pemerintah makin meningkat, dan berimbas pada elektabilitas PDI Perjuangan yang juga naik," ujar Said.

Baca juga: Elektabilitas PDIP Puncaki Survei ARCI di Jatim, Said Abdullah: Kepercayaan Ini akan Kami Jaga

Diberitakan sebelumnya, Partai Demokrat meminta Jokowi untuk tidak memberikan dukungan atau endorsement ke koalisi-koalisi partai politik tertentu.

Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, Jokowi sebagai kepala negara semestinya dapat berdiri bersama semua kelompok.

"Beliau selaku kepala negara seharusnya berdiri bersama semua, berada di atas semua. Jadi, beliau tidak pas kalau endorse-endorse koalisi tertentu," kata Herzaky kepada Kompas.com, Senin (27/2/2023).

Hal ini disampaikan Herzaky merespons pernyataan Jokowi agar Partai Amanat Nasional (PAN) berhati-hati dalam memilih koalisi jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Baca juga: Said Abdullah Bicara Tentang Kepuasan Masyarakat Terhadap Polri Meningkat dan Reformasi Polri

Menurut Herzaky, pernyataan Jokowi itu bisa dianggap mengintervensi partai politik bila ia masuk lebih jauh ke ranah wewenang partai politik yang diatur konstitusi.

Misalnya, dengan menyatakan dukungan kepada koalisi tertentu atau meminta partai politik untuk tidak masuk ke dalam koalisi tertentu.

"Malah lebih baik buat demokrasi dan lebih menyejukkan untuk iklim politik kita daripada beliau mendorong-dorong atau endorse satu-dua capres," ujar Herzaky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com