Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Pertahanan Darat, IKN Akan Dijaga dari Radius 120 Kilometer

Kompas.com - 23/02/2023, 19:45 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpussenif) Letjen TNI Anton Nugroho mengatakan bahwa Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, akan dijaga dari radius 120 kilometer (km) untuk pertahanan darat.

“Proporsional dalam menggelar kekuatan TNI untuk melindungi IKN sampai dengan radius 120 km,” kata Anton dalam webinar bertajuk "Setahun Perang Rusia-Ukraina: Pembelajaran bagi Strategi Pertahanan Angkatan Darat" yang digelar LAB 45 secara daring, Kamis (23/2/2023).

Anton mengatakan, kekuatan defensif harus lebih besar dari kekuatan ofensif dari musuh.

Kemudian, ia menjelaskan bahwa radius itu akan dibagi menjadi tiga, yakni radius 50 km, radius 50-100 km, dan radius 120 km.

Baca juga: Jokowi: 36 Rumah Menteri di IKN Diharapkan Selesai Dibangun Juni 2024

“Untuk radius di bawah 50 km perbandingan defensif dan ofensif itu 80:20. Digelar satuan Arhanud rudal, satuan Infanteri Pam Ibu Kota, satuan Penerbal, dan pesawat terbang tanpa awak (PTTA), serta satuan siber,” ujar Anton.

Kemudian, untuk radius 50-100 km, perbandingan defensif dan ofensif adalah 60:40 dengan digelar satuan Arhanud meriam, satuan Armed roket, dan satuan Kavaleri MBT.

“Sedangkan radius di atas 120 km, perbandingan defensif dan ofensif adalah 50:50. Di mana, di situ digelar satuan Infanteri mekanis, satuan Infanteri ringan, satuan Kavaleri intai, dan satuan Armed meriam. Inilah peta yang ada di IKN kita,” kata Anton.

Anton mengungkapkan, studi kasus kegagalan Rusia menduduki bandara Hostomel menjadikan pelajaran bagi strategi pertahanan di IKN.

Baca juga: Pesan Jokowi untuk yang Meragukan IKN: Saya Sampaikan Optimisme, Pembangunan IKN Sudah Dimulai

“Jadi, bandara Hostomel itu waktu itu dikuasai, diinvasi oleh pasukan Rusia, tapi pasukan Ukraina gigih melawan pasukan Rusia di Hostomel. Akhirnya, pasukan Rusia di Hostomel keluar,” ujar Anton.

Lebih lanjut, Anton mengatakan, pulau Kalimantan berpotensi menjadi sasaran musuh karena berkaitan dengan sumber daya alam (SDA).

Oleh karenanya, penjagaan harus dilakukan dengan baik untuk mencegah terjadinya serangan.

“Dari segi ancaman, Kalimantan itu adalah pusat sumber daya alam. Semua negara tertarik dengan Kalimantan karena penghasil SDA yang banyak. Karena itu, setiap negara berkeinginan untuk bisa memiliki itu. Jadi kita harus siap mempertahankan IKN kalau sewaktu-waktu ada ancaman,” katanya.

Baca juga: Jokowi Klaim Tidak Ada Kendala Pembebasan Lahan IKN, Maret Tinggal Bayar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam Adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam Adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

Nasional
Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nasional
Kecelakaan Bus 'Studi Tour', Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Kecelakaan Bus "Studi Tour", Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Nasional
Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

Nasional
KSAL Berharap TKDN Kapal Selam Scorpene Lebih dari 50 Persen

KSAL Berharap TKDN Kapal Selam Scorpene Lebih dari 50 Persen

Nasional
Segera Kunjungi Lokasi Banjir Sumbar, Menko PMK: Kita Carikan Solusi Permanen Agar Tak Berulang

Segera Kunjungi Lokasi Banjir Sumbar, Menko PMK: Kita Carikan Solusi Permanen Agar Tak Berulang

Nasional
Baleg Ajukan Revisi UU Kementerian Negara sebagai RUU Kumulatif Terbuka

Baleg Ajukan Revisi UU Kementerian Negara sebagai RUU Kumulatif Terbuka

Nasional
Buka Opsi Sebar Satkalsel, KSAL: Tunggu Kapal Selamnya Banyak Dulu

Buka Opsi Sebar Satkalsel, KSAL: Tunggu Kapal Selamnya Banyak Dulu

Nasional
Khofifah: Guru Besar Usul Pembentukan Kementerian Pendidikan Tinggi, Teknologi, dan Inovasi

Khofifah: Guru Besar Usul Pembentukan Kementerian Pendidikan Tinggi, Teknologi, dan Inovasi

Nasional
Dewas KPK: Nurul Ghufron Teman dari Mertua Pegawai Kementan yang Dimutasi

Dewas KPK: Nurul Ghufron Teman dari Mertua Pegawai Kementan yang Dimutasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com