Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Diplomasi Ekonomi Indonesia Konsisten Perangi Diskriminasi Perdagangan Internasional

Kompas.com - 11/01/2023, 17:36 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan bahwa diplomasi ekonomi Indonesia akan difokuskan pada penguatan ekonomi hijau dan konsisten memerangi diskriminasi perdagangan internasional.

“Diplomasi juga akan bekerja mempertahankan kedaulatan ekonomi Indonesia dalam mengelola sumber daya alam (SDA) demi kesejahteraan rakyat,” ujarnya dalam Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM) di Jakarta, Rabu (11/1/2022).

Ia mengungkapkan, sebagai langkah lebih lanjut, Indonesia akan melanjutkan upaya penguatan industri hilir.

Baca juga: Jokowi Resmikan SPAM Rokan Hilir, yang Telan Anggaran hingga Rp 396,6 Miliar

Tanpa pembangunan industri hilir, menurut Retno, negara berkembang seperti Indonesia tidak akan dapat melakukan lompatan pembangunan.

“Kesejahteraan merupakan hak semua negara,” jelasnya.

Diplomasi ekonomi, lanjut dia, juga berkontribusi memperkuat akses pasar melalui finalisasi perjanjian perdagangan bilateral dengan sejumlah negara.

Sepanjang 2022, Indonesia diketahui telah mempercepat finalisasi perjanjian dagang bilateral dengan lima negara, yakni Chile, Uni Emirat Arab (UEA), Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan Mauritius.

Baca juga: Terima Dana Hibah dari UEA, Gibran Optimis Bisa Mengentas Kawasan Kumuh 2 Tahun Lebih Cepat dari Target

Sementara itu, Indonesia pada tingkat regional telah meratifikasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) serta melakukan pembaharuan perjanjian ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (FTA) dan ASEAN-Hong Kong FTA.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com