Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko: Saya Kurang Setuju Impor Beras, tetapi...

Kompas.com - 04/12/2022, 10:21 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menegaskan, dirinya kurang setuju dengan rencana impor beras yang akan pemerintah lakukan demi memenuhi kebutuhan pasok beras ke Perum Bulog.

Adapun pemerintah sudah membeli beras impor. Hanya, beras impor itu belum masuk ke Indonesia.

"Saya selaku Ketua HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) juga kurang setuju dengan impor beras," ujar Moeldoko saat ditemui di Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (4/12/2022).

Akan tetapi, Moeldoko menjelaskan, kebutuhan beras masyarakat Indonesia mencapai 2,5 juta ton per bulan.

Baca juga: Pemerintah Putuskan Buka Keran Impor Beras

Menurutnya, setiap bulan itu pula masyarakat menyisakan beras. Hanya, kondisi itu terjadi apabila dalam kondisi normal.

"Kalau nanti ada kekeringan, ada banjir, ada hama yang masif, itu juga persoalan. Akan mengganggu pasokan itu," tuturnya.

Moeldoko kembali menekankan bahwa impor beras adalah opsi terakhir. Namun, dia mengingatkan jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu memikirkan 270 juta masyarakat Indonesia.

"270 juta masyarakat Indonesia yang konsumsi beras kita itu seperti Jepang 30 tahun yang lalu. Jadi kita itu betul-betul konsumsi berasnya itu cukup tinggi," kata Moeldoko.

Baca juga: Indef Sayangkan Apabila Bulog Tetap Impor Beras, Januari Sudah Panen Raya

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, kebijakan impor memang hanya dilakukan apabila diperlukan saja.

Arief mengatakan. pihaknya lebih senang untuk menggunakan produksi negeri sendiri ketimbang impor.

"Tapi kalau enggak perlu (beras), ya ngapain. Gitu ya. Itu prinsip. Jadi kita lebih senang gunakan semua produk yang diproduksi di Indonesia. Ini perintahnya Presiden juga demikian," terang Arief.

Pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras setelah adanya polemik soal data ketersediaan beras nasional.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) mengatakan, pemerintah sudah membeli beras impor, hanya saja beras tersebut belum masuk ke Indonesia.

Baca juga: Minta Pemerintah Tak Impor Beras, Jabar dan Jatim: Siap Pasok ke Bulog

"Sekarang kita beli tapi tetap di luar barangnya. Belinya sudah, impornya belum. Sekarang kita masih kasih kesempatan karena saya belum 1-2 hari ini belum kontak lagi," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (29/11/2022).

Hal ini menyusul dengan adanya rencana impor beras lewat Perum Bulog untuk memenuhi pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Perum Bulog. Namun, Mendag tidak mau menyebutkan negara yang akan memasok beras ke Indonesia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com