Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Wapres kepada Hipmi: Kendalikan Diri Hadapi Perbedaan

Kompas.com - 23/11/2022, 20:17 WIB
Ardito Ramadhan,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin berpesan kepada Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) untuk mampu mengendalikan diri dalam menghadapi perbedaan karena mereka adalah calon pemimpin.

Hal ini disampaikan Ma'ruf Amin merespons kericuhan yang terjadi di tengah Musyawarah Nasional Hipmi di Solo, Senin (21/11/2022) lalu.

"Saya mengharap mereka bisa mengendalikan diri sebagai calon pemimpin, himpunan pengusaha yang tentu punya peran besar di masyarakat untuk bisa mengendalikan diri di setiap menghadapi setiap perbedaan," kata Ma'ruf Amin dalam keterangan pers, Rabu (23/11/2022).

Ma'ruf Amin juga mengingatkan bahwa perbedaan itu pasti ada dan merupakan bagian dalam hidup.

Baca juga: Munas Hipmi di Solo Ricuh, Wapres Berharap Tidak Berbuntut Panjang

"Tetapi, perbedaan itu harus bisa disalurkan secara lebih terhormat sehingga tidak perlu berlebihan sampai terjadi permusuhan," ujar Ma'ruf Amin.

Ma'ruf sendiri berpandangan bahwa kericuhan di Munas Hipmi tak lepas dari tak terkendalinya emosi peserta munas yang masih berusia muda.

Ia pun menyayangkan peristiwa tersebut karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berbicara soal menjaga persaingan politik agar tetap adem saat membuka Munas Hipmi.

"Hipmi itu kan pengusaha muda, darah muda itu kadang-kadang seperti itu, kurang terkendali. Itu sudah diperingatkan oleh Presiden. Apalagi kalau tidak diperingatkan, masih diperingatkan saja masih (ricuh)," kata Ma'ruf.

Ma'ruf Amin berharap, kericuhan yang terjadi di Munas Hipmi itu hanyalah imbas dari panasnya perebutan kursi ketua umum.

Baca juga: Munas Hipmi Ricuh, Wapres: Darah Muda, Kadang-kadang Kurang Terkendali

Ia mengakui, kondisi serupa juga terjadi di Nahdlatul Ulama (NU) setiap menyelenggarakan muktamar.

"NU itu biasanya itu kalau mau kongres biasanya gegeran, tapi kalau sudah selesai ger geran. Artinya, kalau sebelumnya boleh lah kemudian dia, tetapi nanti habis itu selesai," ujar mantan rais aam PBNU tersebut.

Diberitakan sebelumnya, kericuhan yang diwarnai adu jotos terjadi di arena Munas Hipmi di Hotel Alila Solo, Senin lalu.

Ketua Organizing Committee Munas Hipmi Muhammad Ali Affandi mengungkapkan, kericuhan dipicu oleh kesalahpahaman dan kelelahan yang dialami para peserta.

Kericuhan ini menjadi ironi karena pada pagi harinya Jokowi berbicara soal menjaga suasana yang adem saat membuka munas.

"Saya titip dalam kondisi dunia yang sangat rentan seperti ini, kita harus semua menjaga agar kondusivitas, situasi politik itu tetap adem kalau bisa. Kalau enggak bisa, paling banter ya anget (hangat) tapi jangan panas. Karena situasinya tidak normal. Hati-hati situasi dunia sedang tidak normal," kata Jokowi saat berpidato.

Baca juga: Munas HIPMI di Solo Sempat Ricuh Lagi Sebelum Kembali Kondusif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin 'Presidential Club' Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin "Presidential Club" Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com