Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan 5 Obat Sirup Tercemar Etilen Glikol, Kualitas Obat Produksi Masa Pandemi Dipertanyakan

Kompas.com - 21/10/2022, 10:41 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai kualitas obat-obatan yang diproduksi di masa Covid-19 patut dipertanyakan, setelah temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang mengungkap 5 obat sirop yang mengandung etilen glikol di atas ambang batas aman.

Dicky mengatakan, merujuk dari beberapa informasi dan data pada Januari 2022 telah ditemukan kasus gagal ginjal akut.

Menurut Dicky, produk obat jenis sirop yang mengandung cemaran etilen glikol dan dietilen glikol di atas ambang batas aman sudah diproduksi sejak kasus infeksi Covid-19 masih tergolong tinggi.

Baca juga: Tentang Obat Sirup yang Mengandung Etilen Glikol dan Alternatifnya

"Yang kita harus telusuri kenapa bisa menurun mutunya di era pandemi apakah karena kebutuhan obat yang begitu banyak sehingga lolos atau ada potensi dugaan manfaatkan situasi misalnya," kata Dicky dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Tribunnews, Jumat (21/10/2022).

"Ini kan beberapa dugaan yang harus diklarifikasi apakah ada aspek keuntungan dari situasi atau apa ini kenapa bisa terjadi kelemahan dalam sistem ini padahal ini vital dan fatal akibatnya," ujar Dicky.

Menurut Dicky dugaan-dugaan bahwa obat-obatan yang diproduksi saat masa pandemi covid-19 menurun kualitas mutunya memang harus menjadi perhatian.

Baca juga: 5 Obat Alami Batuk dan Pilek untuk Anak yang Praktis dan Aman

Sebab kata dia, kejadian kasus gagal ginjal akut terjadi begitu cepat dan merebak dalam masa tahun ketiga pandemi.

"Kita harus lihat keterkaitan juga dengan pandemi baik langsung atau tidak langsung. Misalnya kaitan dengan infeksi. Jelas kalau infeksi ya kalau batuk, pilek, berarti perlu obat batuk obat pilek," ucap Dicky

"Berarti kebutuhan obat meningkat. Atau juga infeksi dari viral itu yang memperburuk ginjal dari penderita ditambah lagi adanya konsumsi obat yang ada cemaran tadi dan ini semakin memperburuk situasi," sambung Dicky.

Baca juga: Patuhi Kemenkes, Apotek Kimia Farma Hentikan Penjualan Obat Sirup

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memaparkan temuan terdapat 5 obat yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) melebihi ambang batas yang ditentukan pada Kamis (20/10/2022). Temuan itu diungkap di tengah merebaknya kasus gagal ginjal akut yang dialami anak-anak di berbagai daerah.

Temuan itu dipaparkan BPOM di tengah merebaknya kasus gagal ginjal akut. Sampai saat ini tercatat terdapat 192 kasus gangguan ginjal akut misterius di 20 provinsi, dengan 99 pasien meninggal.

Adapun sirup obat yang diduga mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) kemungkinan berasal dari 4 bahan tambahan yaitu propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin/gliserol.

Baca juga: 4 Poin Temuan BPOM 5 Obat Sirup Mengandung Etilen Glikol Lewati Batas Aman di Tengah Kasus Gagal Ginjal Akut

Sebenarnya keempat bahan tambahan itu bukan merupakan bahan yang berbahaya atau dilarang digunakan dalam pembuatan sirup obat.

Akan tetapi, BPOM sudah menetapkan ambang batas aman atau Tolerable Daily Intake (TDI) untuk cemaran EG dan DEG sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari.

Baca juga: Obat Sirup Anak Dilarang Beredar dan Dikonsumsi, Orangtua Tuntut Ini agar Tenang

Daftar 5 obat yang mengandung cemaran etilen glikol melebihi batas aman adalah sebagai berikut:

Halaman:


Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com