JAKARTA, KOMPAS.com – Sedikitnya tujuh provinsi di Indonesia telah dilanda banjir dan tanah longsor yang cukup berdampak sejak awal Oktober 2022, seiring datangnya musim penghujan.
Ribuan rumah warga terendam, ratusan rumah rusak, ratusan hektare sawah terendam. Ribuan warga juga harus mengungsi dan kehilangan hewan ternak.
Bahkan, sejumlah dusun dan desa terisolasi, memaksa warga berjalan jauh untuk menjangkau logistik. Tak sedikit pula akses transportasi yang terputus.
Sedikitnya 10 warga tutup usia—3 di Sulawesi Selatan, 1 di Aceh Utara, dan 6 di Bali akibat bencana ini.
Baca juga: Sigap Mengatasi Bencana
Curah hujan yang ekstrem ditambah dengan tutupan hutan yang semakin tipis disinyalir menjadi pemicu banjir dan longsor.
Berikut daftar wilayah yang mengalami banjir dan tanah longsor belakangan ini, dirangkum Kompas.com:
Banjir di Aceh Utara terjadi sejak 4 Oktober 2022. Dari mulanya 2 kecamatan, banjir terus meluas hingga merambah puluhan desa di 15 kecamatan per 10 Oktober 2022, yakni Pirak timu, Matang Kuli, Cot Girek, Lhoksukon, Tanah Luas, Samudera, Nisam, Paya Bakong, Muara Batu, Geuredong Pase, Langkahan, Dewantara, Sawang, Banda Baro dan Kuta Makmur.
Laporan Kompas TV per 9 Oktober 2022 menyebutkan, lebih dari 52.000 jiwa terdampak dans sedikitnya 39.000 warga mengungsi dan seorang warga meninggal dunia. Para pengungsi disebut mulai terserang ragam penyakit.
Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Provinsi Aceh menyebutkan, kerusakan lingkungan dan kebijakan tata ruang, khususnya alih fungsi hutan jadi perkebunan dan aktivitas-aktivitas ilegal menjelma penyebab banjir setiap tahun di kabupaten itu.
“Maka semua izin-izin perkebunan di wilayah Aceh Utara harus di evaluasi kembali, terutama bagi kawasan-kawasan yang menyalahi aturan di Hak Guna Usaha (HGU), jangan sampai nantinya merubah fungsi hutan,” ujar Direktur Eksekutif WALHI Aceh, Ahmad Shalihin
Banjir menerjang Kabupaten Malang sejak 15 Oktober 2022, berawal dari curah hujan tinggi yang membuat permukaan air Sungai Desa Kedung Benteng naik 4 meter.
Berdasarkan catatan BPBD, banjir melanda 1 desa di Kecamatan Bantur, 2 desa di Kecamatan Gedangan, 3 desa di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, 1 desa di Kecamatan Donomulyo, dan 1 desa di Kecamatan Pagak. Sedikitnya 898 KK terdampak.
Di sisi lain, longsor terjadi di 8 desa di Kecamatan Ampelgading, 1 desa di Kecamatan Dampit, dan 1 desa di Kecamatan Donomulyo, 1 desa di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, dan 5 desa di Kecamatan Tirtoyudo. Total, 49 KK terdampak longsor,13 hewan ternak tertimbun longsor, dan akses jalan terputus.
Sementara itu, beberapa wilayah diterjang banjir bandang, yaitu 2 desa di Tirtoyudo dan 1 desa di Ampelgading, dengan total KK terdampak mencapai 992 KK.
Bencana ini juga menyebabkan 250 hektar sawah terendam, 1 jembatan di Desa Purwodadi jebol, listrik mati, hingga terganggunya perjalanan kereta api akibat jalur tertimbun longsor.