JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono meresmikan dua kapal perang penyapu ranjau jenis Mine Counter-Measure Vessel (MCMV) produksi Abeking & Rasmussen Shipyard asal Jerman.
Dua kapal tersebut diberi nama Pulau Fani dan Pulau Fanildo. Prosesi pemberian nama ini dipimpin langsung oleh Yudo di Galangan Abeking & Rasmussen, Lemwerder, Jerman, Selasa (11/10/2022).
Yudo menyebut urgensi pengadaan kedua kapal tersebut karena masih banyak ranjau laut peninggalan perang dunia kedua.
Baca juga: KSAL: Tak Akan Ada Prajurit yang Lolos dari Hukum jika Terbukti Langgar Pidana
“Di samping itu juga karena dinamisnya perkembangan teknologi persenjataan ranjau saat ini,” ujar Yudo dalam keterangan tertulis Dispenal, Rabu (12/10/2022).
Menurut Yudo, kehadiran kapal MCMV diperlukan TNI AL untuk menjaga perairan tetap aman, bebas dari gangguan, dan ancaman senjata bawah air terutama ranjau.
“Serta untuk membersihkan perairan Indonesia yang masih memiliki potensi bahaya ranjau,” ungkap Yudo.
Kedua kapal MCMV ini diklaim mempunyai kecanggihan karena dilengkapi dengan teknologi peperangan ranjau modern dibandingkan kapal buru ranjau yang telah dioperasionalkan TNI AL saat ini.
Baca juga: KSAL Akan Laporkan Hasil Investigasi Pesawat Bonanza ke Andika dan Prabowo
Kedua kapal ini memiliki beberapa keistimewaaan, di antaranya berbahan baja non-magnetik yang sementara ini hanya ada di galangan luar Indonesia.
Kemudian memiliki degausing system untuk mengurangi kemagnetan kapal, dan dilengkapi penggerak motor elektrik untuk mengurangi tingkat kebisingan.
Selain itu, kedua kapal ini memiliki dimensi yang lebih besar dengan panjang 61,4 meter dan lebar 11,1 meter.
Kedua kapal tersebut didukung dengan peralatan sonar terbaru yang mampu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air serta memiliki Remotely Operated Vehicle (ROV) untuk mengidentifikasi dan menetralisir ranjau.
Baca juga: KSAL Targetkan Pemindahan Markas Koarmada I Selesai 5 Desember 2022
Juga dilengkapi dengan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) untuk membantu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air, serta akan dilengkapi dengan Unmanned Surface Vessel (USV), yakni kapal tanpa awak untuk pemburuan dan penyapuan ranjau.
Pembangunan kapal perang secara berkelanjutan ini merupakan program prioritas Yudo untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan pertahanan, khususnya pertahanan matra laut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.