Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Peluang Anies-AHY Dipasangkan Cukup Terbuka, tapi...

Kompas.com - 08/10/2022, 19:40 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedy Kurnia Syah mengatakan, peluang Anies Baswedan untuk dipasangkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) cukup terbuka, meski tak bisa dibilang besar.

"Peluang Anies-AHY dipasangkan dalam kontestasi Pilpres 2024 cukup terbuka. Tetapi tidak bisa dibilang besar," ujar Dedy saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (8/10/2022).

Menurut dia, koalisi yang hendak dibangun antara Nasdem, Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat ini masih dalam tahap pembicaraan.

Baca juga: PDI-P Yakin Anies Tak Akan Menang di Jawa Tengah jika Jadi Maju Capres

Selain itu, ia menambahkan, baik Anies maupun AHY sama-sama memiliki potensi elektabilitas maupun popularitas.

"Artinya jika AHY dengan Anies Baswedan berpasangan maka sebetulnya kekuatannya tidak bertambah besar," jelasnya.

Dengan kata lain, jika keduanya berpasangan sebagai capres-cawapres maka akan seperti dua kekuatan yang sama digabung.

Padahal, menurut Dedy, yang diperlukan oleh Anies Baswedan sebetulnya adalah karakter cawapres yang punya peluang berbeda dari dirinya.

Baca juga: Bukan Bahas Pilpres, Anies Temui Rizieq di Petamburan karena Urusan Keluarga

"Contoh, konkretnya misalnya kelompok yang punya kekuatan logistik sekaligus punya kekuatan elektabilitas dan popularitas," tutur Dedy.

"Artinya kalau Anies dianggap sebagai representasi Nasdem yakni parpol, maka sah saja kalau kemudian cawapres Anies adalah kelompok profesional. Meskipun nanti harus terafiliasi dengan parpol. Ya contoh paling dekat apakah misalnya dengan Erick Thohir atau Sandiaga Uno," paparnya.

Selain dua contoh tersebut, bisa saja Anies menggandeng cawapres dari kelompok-kelompok yang memang punya karakter ketokohan setara dengan mereka.

Sementara itu, AHY dalam konteks lobi-lobi politik, bisa saja dijanjikan untuk duduk di kursi kabinet Anies Baswedan ke depan.

Baca juga: Anies Sebut Pemprov DKI Sudah Siap-siap Hadapi Cuaca Ekstrem yang Diprediksi BMKG

"Karena kalaupun AHY dijadikan sebagai cawapres, dari sisi usia biologis masih muda dan dari sisi kapasitas pengalaman kepemimpinan juga masih terlalu dini," tambah Dedy.

Sebelumnya, Anies Baswedan bertemu dengan AHY dan jajaran Partai Demokrat pada Jumat (7/10/2022).

Anies mengatakan, pertemuan ini baru silaturahmi awal.

Dia memastikan, ke depan akan ada komunikasi lanjutan antara dirinya dengan AHY.

"Ini awalan yang baru karena kita sudah berjalan selama ini bersama-sama," kata Anies usai pertemuan di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat.

"Insya Allah nanti kita akan ada kelanjutannya dan harapannya kelanjutannya itu akan membuat arah untuk kemajuan Indonesia yang lebih baik ke depan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com