Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenag: Percayalah Pesantren Tempat yang Aman untuk Anak-anak Belajar

Kompas.com - 12/09/2022, 10:14 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi meminta, para orangtua tetap percaya bahwa pesantren adalah tempat belajar yang aman bagi anak, termasuk Pondok Modern Darussalam Gontor.

Tanggapan ini menyusul adanya santri Gontor berinisial AM yang tewas akibat dianiaya kakak kelasnya. Semula, pihak pesantren sempat menyebut bahwa AM tewas karena kelelahan setelah mengikuti kegiatan perkemahan kamis jumat (Perkajum).

"Saya mengimbau kepada para wali santri untuk tetap tenang dan memberikan kepercayaan penuh kepada pengasuh ponpes Gontor. Percayalah bahwa pesantren adalah tempat yang aman bagi anak-anak belajar," ucap Zainut Tauhid Sa'adi dalam siaran pers, Senin (12/8/2022).

Baca juga: Menanti Terkuaknya Kasus Kematian Santri Pondok Gontor...

Zainut berharap dengan adanya kejadian tersebut, Gontor dan juga ponpes lainnya melakukan evaluasi dan perbaikan dari berbagai kegiatan ekstra kurikuler atau kegiatan lainnya yang berpotensi melahirkan tindakan kekerasan.

Di sisi lain, ia juga meyakini bahwa apa yang terjadi di Ponpes Gontor adalah bentuk kelalaian dan tindakan pribadi dari oknum santri yang bertindak berlebihan dan melampaui batas kewajaran.

"Bukan bagian dari kebijakan umum dari Ponpes Gontor," ucap Zainut.

Baca juga: Impian AM Santri Gontor Sebelum Meninggal, Ingin Mengabdi dan Perbaiki Sistem Ponpes

Lebih lanjut dia menjelaskan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sudah meminta kepada Kepala Kantor Kemenag Ponorogo untuk melakukan pengecekan awal di TKP dan membentuk tim investigasi.

Tim investigasi akan melalukan koordinasi dengan KPAI, kepolisian setempat dan berbagai pihak yang terkait untuk mendapatkan keterangan secara lengkap dan komprehensif untuk bahan evaluasi dan mengambil kebijakan

"Karenanya saya mendukung langkah kepolisian untuk memproses secara hukum kepada para pelaku kekerasan agar mendapatkan sangsi yang setimpal," jelas Zainut.

Baca juga: Ucapan Santri Gontor Sebelum Tewas pada Sang Ibu, Sebut Ingin Perbaiki Sistem di Ponpes

Sebagai informasi, salah seorang santri berinisial AM (17) kelas 5i (setara SMA) dari salah satu pondok pesantren ternama di Indonesia, Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo, meninggal usai dianiaya kakak kelasnya.

Kejadian ini viral di media sosial ketika ibundanya, Soimah, mengadu kepada pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea. Hotman mengunggah pengakuan ibu AM di akun Instagram miliknya.

Berdasarkan pengakuan ibunda, pihak pesantren menyatakan AM tewas karena kelelahan dalam kegiatan Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).

Baca juga: Ibu Santri Pondok Gontor yang Tewas Diduga Dianiaya: Saya Menuntut Keadilan Sesungguhnya untuk Anak Saya

Kabar tersebut didapatkan Soimah dari Ustad Agus, pengasuh Gontor 1 pada Senin (22/8/2022) sekitar pukul 10.20 WIB.

Namun, Soimah mendapatkan laporan dari Wali Santri lainnya yang menyebutkan bahwa AM bukan meninggal karena kelelahan.

Pihak keluarga akhirnya meminta peti jenazah AM dibuka. Setelah peti jenazah dibuka, Soimah kaget karena di tubuh putranya terdapat beberapa luka diduga akibat kekerasan atau penganiayaan.

Pihak pesantren sudah mengaku bahwa AM merupakan korban kekerasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com