Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Laporkan Harga Telur Ayam ke Jokowi, Mendag: Rp 31.000 Kemahalan

Kompas.com - 25/08/2022, 14:59 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melaporkan soal kondisi penjualan telur ayam saat ini yang harganya tinggi kepada Presiden Joko Widodo pada Kamis (25/8/2022).

Menurut Zulkifli, harga jual telur ayam Rp 31.000 terlalu mahal.

"Tadi saya lapor juga soal telur ayam, memang Rp 31.000. Waktu saya duduk (baru menjadi Mendag) Rp 32.000, lalu sempat turun Rp 25.000 hingga Rp 26.000," ujar Zulkifli di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis siang.

"Memang harga sedangnya (telur ayam) Rp 27.000 hingga Rp 28.000 peternak untung. Tapi, kalau Rp 31.000 (per kilogram) kemahalan," jelasnya.

Baca juga: Mendag Zulkifli: Harga Telur Idealnya Rp 29.000 Per Kilogram

Zulkifli pun mengungkapkan, sebelum rapat dengan Presiden Jokowi, dia terlebih dulu menggelar pertemuan dengan pengusaha telur seluruh Indonesia.

Tujuannya untuk mencari penyebab persoalan harga telur ayam yang masih tinggi.

Salah satunya adanya program penyaluran bantuan sosial (bansos) oleh Kementerian Sosial (Kemensos) yang dirapel untuk jatah tiga bulan. Di dalam paket bansos yang disalurkan terdapat telur ayam.

"Ini rapel tiga bulan, uangnya agak banyak, jadi permintaan (telur ayam) tinggi dalam lima hari, pasar kurang. Biasa pasar kaget. Biasa kalau supply kurang dikit, harga naik," jelas Zulkifli.

"Jadi daerah-daerah agak shock dikit, tetapi dua minggu lagi juga harga normal. Kita akan tambah untuk ayam petelur," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, harga telur ayam naik hingga mencapai Rp 32.000 per kilogram.

Kenaikan harga telur ini mendapat respons dari Ikatan Pedagang Pasar indonesia (Ikappi) dengan mendesak Kementerian Perdagangan turun tangan.

"Ikappi meminta kepada Kementrian Perdagangan untuk melakukan upaya-upaya lanjutan tidak hanya ber-statement yang justru akan membuat kegaduhan," ujar Ketua Umum DPP Ikappi Abdullah Mansuri, dilansir dari Kontan, Rabu (24/8/2022).

Upaya-upaya yang diharapkan adalah mengumpulkan peternak-peternak besar atau petelur-petelur besar dalam rangka mencari solusi dan langkah apa yang harus dilakukan ke depan untuk menurunkan harga telur.

Dia pun menyayangkan pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan beberapa waktu lalu yang mendorong agar tidak meributkan harga telur naik.

Sebaliknya, justru seharusnya menteri perdagangan mendorong agar harga telur bisa turun.

"Bukan justru menyampaikan bahwa supply berlebih dan kita tidak boleh ribut. Ribut ini karena ada jeritan dari emak-emak yang terus mengalir kepada kami, sehingga kami mau tidak mau harus mendorong agar pemerintah mencarikan solusi," terang Abdullah.

Baca juga: Ketika Pembeli Kaget Harga Telur Tembus Rp 32.000, Pedagang Khawatir Makin Meroket jika Harga BBM Naik

Lebih lanjut, dia menyampaikan, persoalan kenaikan harga telur ini sudah terjadi sejak beberapa minggu terakhir. Ia menguraikan harga telur naik dari Rp 27.000 per kilogram menjadi Rp 29.000 per kilogram, ke Rp 30.000 per kilogram, bahkan sekarang sampai ke Rp 32.000 per kilogram pada Rabu.

Menurut pantauannya, saat ini merupakan harga telur ayam naik tertinggi sepanjang sejarah.

"Telur adalah komoditas yang cukup besar permintaannya. Jika tinggi harganya maka jadi masalah. Kami harapkan pemerintah bisa menyelesaikan persoalan telur dalam waktu sesingkat-singkatnya," pinta Abdullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com