Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Capres, Ketua DPP Nasdem: Pak Surya yang Tentukan Hari dan Bulan Baiknya

Kompas.com - 26/07/2022, 18:54 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengatakan pihaknya masih belum menentukan siapa bakal calon presiden (capres) yang akan diusung.

Menurut Willy, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bakal menentukan nama capres yang akan diusung Nasdem.

“Nanti kita tanya Pak Surya mimpi apa nanti. Kalau sudah ada, apa mimpinya, agak baik sedikit, ah ini sudah dekat tanda-tanda (penentuan capres),” sebut Willy ditemui di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/7/2022).

Adapun Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem pertengahan Juni lalu menghasilkan tiga bakal kandidat capres.

Baca juga: Nasdem Berencana Daftar Peserta Pemilu 2024 pada Hari Pertama

Ketiganya adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Dari ketiganya itu Surya bakal memilih satu figur akhir yang akan diusung menjadi capres Partai Nasdem.

“Belum (tentukan capres). Kita lihat saja kan Pak Surya yang tentukan hari baik, bulan baiknya,” sebut dia.

Di sisi lain, Willy menampik kabar jika pihaknya disebut sudah pasti bakal membangun koalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Ia kembali menyampaikan, Partai Nasdem belum menentukan kerja sama dan terbuka dengan partai politik (parpol) lain.

“Tapi (komunikasi) dengan yang lain enggak kalah mesra. Semua happy-happy lah. Proses penjajakan saling bangun kesepahaman itu baru dilakukan dengan semua partai bukan hanya PKS dan Demokrat,” tandasnya.

Diketahui berbagai partai politik telah melakukan penjajakan untuk menghadapi Pemilu 2024, salah satunya terkait Pemilihan Presiden (Pilpres).

Poros politik yang sudah terbentuk adalah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) berisi Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Kemudian poros berikutnya dibentuk oleh Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Meski sempat bertemu dengan sejumlah pimpinan parpol, Surya Paloh belum menemukan kesepakatan kerja sama guna mengikuti kontestasi Pilpres 2024.

Adapun upaya berbagai parpol untuk berkolaborasi ditengarai oleh aturan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (PT).

Baca juga: Jubir PKS: Komunikasi Kami dengan Demokrat dan Nasdem Lebih Maju

Ketentuan itu diatur dalam Pasal 22 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Disebutkan pasangan calon presiden-wakil presiden bisa diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol peserta pemilu yang memenuhi syarat perolehan minimal 20 persen kursi di DPR atau memperoleh 25 persen suara sah nasional dalam pemilu anggota DPR sebelumnya.

Berdasarkan kalkulasi, 20 persen itu sama dengan 115 kursi di DPR. Mengacu pada syarat itu, PDI Perjuangan yang bisa mengusung capres dan cawapresnya sendiri. Sebab PDI Perjuangan memiliki 128 kursi dari total 575 kursi di Parlemen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com