JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu RI) optimistis bahwa data pemilih ganda jelang pemilihan umum bisa ditekan semaksimal mungkin pada Pemilu 2024.
Sebab, kini para penyelenggara pemilu harus menyisir data pemilih lewat data pemilih berkelanjutan (DPB).
“Bisa jadi (insiden data pemilih ganda) semakin sedikit,” kata Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu, Lolly Suhenty pada Jumat (15/7/2022).
“DPB ini dilakukan per tiga bulan sekali oleh KPU. Ini jadi amanat undang-undang yang keren, kemajuannya untuk mencoba menghilangkan masalah DPT (daftar pemilih tetap),” ujarnya.
Baca juga: Polda Metro Gelar Rapat dengan KPU dan Bawaslu, Bahas Pencegahan Pelanggaran Pemilu
Sebelumnya, KPU mengumumkan hasil pembaruan DPB sementara di mana jumlah pemilih turun lebih dari 600.000 orang dibandingkan semester sebelumnya.
Lolly menjelaskan, hal ini dikarenakan banyaknya temuan data ganda.
Pengawasan data ganda ini krusial agar tidak ada seorang pun yang kehilangan hak pilih yang tidak semestinya, maupun orang yang tidak memenuhi syarat memilih tiba-tiba tercatat dapat menggunakan hak pilih.
DPB diperbarui di level kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional. Bawaslu akan bantu menyisir pembaruan-pembaruan data itu dan seringkali menemukan data pemilih ganda berdasarkan uji petik terhadap DPB.
Lolly mencontohkan beberapa kejadian di masyarakat yang berakibat pada munculnya data ganda.
“Bahkan misalnya di Jawa Barat, kami menemukan orang yang dinyatakan TMS (tidak memenuhi syarat, untuk memilih) karena meninggal dunia. Setelah dicek, hidup. Orangnya masih ada. Ini juga temuan dari Bawaslu,” jelasnya.
Baca juga: Bawaslu Pertanyakan Etika Zulkifli Hasan yang Curi Start Kampanyekan Anaknya
Dari penyisiran DPB, diharapkan jumlah pemilih ganda berhasil tersortir. Sehingga, pada tahap DPS (daftar pemilih sementara) dan DPT, penyisiran akan semakin terlokalisasi untuk mencegah data ganda.
“Jadi dalam proses DPB, Bawaslu melakukan pengawasan termasuk nanti ketika bergerak pada DPS dan DPT. Kami punya mekanisme sendiri salah satunya melalui uji petik karena itu penting,” imbuh Lolly.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.