Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soroti Dinamika Politik, PKS: Kenapa Belum Yakin Mencalonkan Sendiri?

Kompas.com - 20/06/2022, 16:25 WIB
Irfan Kamil,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu menyoroti dinamika politik yang berkembang dalam beberapa waktu terakhir.

Sebab, sejumlah partai politik saat ini tengah gencar menjajaki komunikasi politik, bahkan beberapa sudah ada yang mengerucut untuk membentuk koalisi

Namun, hingga kini belum ada sosok calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres) yang yang hendak diusung di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

“Kita memasuki fenomena baru dalam politik Indonesia yaitu terjalinnya koalisi antar partai tanpa didahului oleh tokoh calon presiden dan calon wakil presidennya,” ujar Syaikhu dalam acara Rapimnas PKS, Senin (20/6/2022).

Menurut dia, di dalam sistem presidensil, capres adalah pusat dan titik temu parpol untuk menentukan sikap dalam berkoalisi. Namun, kondisi tersebut berbeda bila melihat dinamika parpol belakangan ini.

Baca juga: PKS Tak Akan Bikin Tim Pemenangan Pemilu Nasional untuk 2024

“Saat ini partai-partai berusaha menarik siapa capres dan cawapresnya ya, kenapa masing-masing masih belum yakin akan bisa menyalonkan sendiri dalam koalisi ya?” ucap Syaikhu.

Kendati demikian, PKS tetap akan mencari mitra koalisi untuk sama-sama berjuang memenangkan pemilu 2024 mendatang.

PKS, kata Syaikhu, akan mencari mitra koalisi yang setara yang mau duduk sama rendah dan  berdiri sama tinggi.

“Mitra koalisi yang memiliki platform pembangunan yang sama yang ingin sama-sama membawa perubahan dan kita semua tentu menginginkan perubahan kita ingin ada kemajuan bukan teman dekat, apalagi kemunduran,” papar Syaikhu.

“Oleh karena itu DPP PKS terus membuka keran komunikasi politik dengan pimpinan-pimpinan partai-partai politik yang lain PKS Sangat terbuka untuk duduk bersama mengusung politik kebangsaan, politik negarawan, politik kolaborasi yang mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan kelompok dan golongan,” ucapnya.

Baca juga: Apresiasi Penjaringan Nama Capres Partai Nasdem, PKS: Wujud Proses Demokrasi

Untuk diketahui, sejauh ini sudah terbentuk Koalisi Indonesia Bersatu yang diinisiasi oleh Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Golkar.

Di sisi lain, PKS juga dikabarkan tengah menjalin koalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pada saat yang sama, PKB juga menjalin koalisi dengan Partai Gerindra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com