Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentuk Desk Khusus, Syarikat Islam Berencana Usulkan RUU Anti-Islamofobia ke DPR

Kompas.com - 28/03/2022, 15:44 WIB
Vitorio Mantalean,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Syarikat Islam (SI) Ferry Juliantono menyatakan bakal melakukan langkah-langkah persiapan untuk mengusulkan dibentuknya undang-undang anti-Islamofobia ke DPR.

Saat ini, SI baru saja membentuk desk khusus anti-Islamofobia.

"Terkait desk anti-Islamofobia yang sudah dibentuk Syarikat Islam, nanti ada kegiatan persiapan naskah akademik, mudah-mudahan syukur-syukur insya Allah kita juga bisa membuat rancangan undang-undang anti-Islamofobia untuk diserahkan ke DPR," jelas Ferry kepada wartawan selepas pelantikan DPP Sarikat Islam di Jakarta, Senin (28/3/2022).

"Kita juga akan menggalang masukan dari organisasi-organisasi dan lembaga internasional maupun domestik, dan program kegiatan aksi dan kampanye itu sendiri, ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama Presiden SI, Hamdan Zoelva beranggapan bahwa fenomena Islamofobia sudah mulai nyata di Indonesia.

Baca juga: Syarikat Islam Akan Bentuk Desk Anti-Islamofobia, Anggap Islamofobia di Indonesia Sudah Nyata

Keberadaan desk ini, kata dia, akan berupaya meluruskan informasi dan narasi-narasi yang mendiskreditkan Islam atau mengaitkan Islam dengan kekerasan dan ekstremisme.

"Bagi saya nyata dan sangat merugikan umat Islam, baik melalui media sosial maupun media perseorangan, dan aksi-aksi. Oleh karena itu ini lah kita ingin luruskan," ujar Hamdan.

"Pertama, tentu kita akan mengidentifikasi seluruh masalah terkait islamofobia ini. Kita juga akan mengundang instansi terkait misalnya BNPT untuk menyatukan pandangan mengenai persoalan ini," jelasnya.

Hamdan menjelaskan, desk ini memiliki dewan pengarah yang diisi oleh majelis siyasah SI yang diketuai profesor ilmu politik Siti Zuhro, juga dewan pengarah yang diketuai oleh Ferry Juliantono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com