Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Gus Muhaimin: NU Selalu Tampil Hadapi Berbagai Tantangan Zaman

Kompas.com - 13/03/2022, 20:36 WIB
Rizky Hoesien,
Wandha Nur Hidayat

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Koskesra), Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin), mengingatkan peran penting Nahdlatul Ulama (NU) dalam sejarah bangsa Indonesia. Tidak hanya pada masa pra-kemerdekaan dulu, tetapi juga sampai saat ini.

Hal tersebut disampaikan saat Gus Muhaimin saat menghadiri Halaqoh Kebangsaan, Silaturrahim Ibu Nyai se-Jawa Tengah Bersama Gus Muhaimin Iskandar di Magelang, Jawa Tengah, pada Sabtu (12/3/2022).

“Alhamdulillah NU patut kita syukuri selalu tampil sebagai kekuatan dan selalu tampil dan sanggup menghadapi berbagai tantangan zaman. Inggris, Belanda, Jepang bisa dihadapi,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (13/3/2022).

Gus Muhaimin menceritakan NU telah senantiasa berperan aktif sebagai kekuatan yang berpengaruh dalam melawan penjajah. Oleh karena itu, kemerdekaan Indonesia yang diraih pada 1945 tidak terlepas dari kegigihan para kiai dan perempuan NU.

"Kita ingat saat menghadapi Jepang yang sangat represif, para kiai dan nyai selalu mampu melakukan ikhtiar yang tepat. Akhirnya, bersama Bung Karno, mampu memimpin dan memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945," kata dia.

Baca juga: Ingin NU-Muhammadiyah Dapat Nobel Perdamaian, Gus Muhaimin Minta Bantuan Dubes Norwegia

Setelah bebas dari penjajahan, lanjut Gus Muhaimin, NU juga memperjuangkan demokrasi sepanjang masa Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi. Seperti diketahui, misalnya, demokrasi sangat dikekang saat Orde Baru berkuasa, bahkan partai politik dikendalikan oleh pemerintahan saat itu.

Dia mengisahkan NU memiliki andil besar dalam melahirkan Reformasi lewat kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ketika masa Orde Baru berakhir. Berkat peran Gus Dur, demokrasi kembali tumbuh sebagai sistem ketatanegaraan yang bermanfaat bagi masyarakat hingga saat ini.

"Dulu saat, Orde Baru, demokrasi tidak dikenal di Indonesia. Namun, di bawah kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid, mampu memimpin demokrasi dan melahirkan era reformasi hingga bisa kita nikmati sampai saat ini," tutur Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Tak berhenti sampai situ, Gus Muhaimin mengungkapkan NU sebagai kekuatan Islam terbesar pun turut berkiprah dalam menghadapi pandemi Covid-19. Salah satunya dalam program vaksinasi, di mana Indonesia menjadi negara keempat yang paling cepat cakupan vaksinasinya.

Para ulama NU dinilai telah berandil besar dalam meyakinkan masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi. Mengingat masih banyak orang yang meragukan aspek kehalalan vaksin Covid-19.

"Saat awal-awal pelaksanaan vaksinasi yang lalu, tidak akan sukses kalau tidak didukung kiai-kiai dan nyai-nyai, terutama NU. Karena, begitu masuk debat tentang vaksin halal dan haram itu panjang (persoalannya)," ucapnya.

Baca juga: Cak Imin Tekankan Pentingnya Peran Pesantren Cegah Kekerasan Seksual

Dia mengatakan NU juga berperan untuk memulihkan kondisi di bidang lain yang terdampak Covid-19, seperti kesenjangan sosial dan ekonomi.

"Ulama-ulama kita adalah kekuatan yang bisa menjaga kesenjangan menjadi keamanan," pungkasnya.

Diketahui bahwa dalam Gus Muhaimin menghadiri acara tersebut didampingi antara lain anggota DPR RI Fraksi PKB Siti Mukarromah dan Lukman Hakim, serta Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sukirman Kirana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com