Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar Ilmu Politik Nilai Wacana Penundaan Pemilu Belum Usai meski Nasdem dan Golkar Bertemu

Kompas.com - 11/03/2022, 08:55 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Saiful Mujani menilai, wacana penundaan Pemilu 2024 masih akan terus bergulir, meskipun dua ketua umum partai politik dengan pandangan yang berbeda telah bertemu pada Kamis (10/3/2022).

Adapun dua ketua umum partai politik yang dimaksud yaitu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Keduanya, bertemu pada Kamis di Nasdem Tower, Jakarta. Diketahui, Airlangga bersama Golkar masih pada sikap mendukung usulan penundaan pemilu, sedangkan Surya Paloh di Nasdem tegas menolak.

"Saya melihatnya belum (selesai wacana penundaan pemilu). Kalau kita amati dalam tiga bulan terakhir, mobilisasi di bawah masih jalan," kata Saiful dalam acara Rosi yang disiarkan Kompas TV, Kamis malam.

Baca juga: Pengamat Sarankan Jokowi Beri Pernyataan dengan Pesan Netral soal Wacana Penundaan Pemilu

"Saya tidak curiga, tapi saya melihat fakta di lapangan bahwa ada kelompok-kelompok yang bekerja untuk itu (penundaan pemilu)," sambungnya.

Meyakini hal tersebut, Saiful menerangkan bahwa hingga kini belum ada satu dari tiga partai politik pengusung penundaan pemilu yang mengubah sikapnya.

Terkait Airlangga, kata Saiful, bahkan pada saat bertemu Surya Paloh di Nasdem Tower tetap bersikeras menampung aspirasi sejumlah masyarakat yang menginginkan penundaan pemilu.

"Kita menunggu itu. Selama ini belum ada. Bung Airlangga tadi mengatakan bahwa ada keinginan itu (penundaan pemilu) untuk memperpanjang masa jabatan. Maka belum selesai urusan politiknya. Tentu belum masuk ke wilayah hukum," jelasnya.

Baca juga: PKB Dorong Penundaan Pemilu jika Ada Dukungan Rakyat

Sementara itu, Presiden Jokowi juga dinilai belum menyatakan sikap apakah akan menolak atau mendukung penundaan pemilu.

Padahal, menurut Saiful, sikap Jokowi yang tegas ditunggu oleh publik untuk menyudahi isu yang berkembang.

"Harusnya dari Pak Jokowi sendiri yang menyatakan bahwa aspirasi itu (penundaan pemilu) dihargai. Tapi pastikan Pemilu 2024 akan berlangsung dan tanggung jawab pemerintah untuk melaksanakannya," imbuh Saiful.

Di sisi lain, kondisi berbeda akan terlihat jika Airlangga mewakili Golkar menyatakan sikap beralih dari mendukung menjadi menolak penundaan pemilu.

"Kalau ada pernyataan seperti itu, kita merasa pasti secara politik, dan pasti secara hukum," kata Saiful.

Baca juga: Jimly Asshiddiqie: Partai yang Usulkan Penundaan Pemilu Hanya Main-main agar Jadi Pembicaraan

Sebelumnya diberitakan, Ketum Golkar Airlangga Hartarto menilai wacana penundaan Pemilu 2024 perlu dibicarakan oleh ketua-ketua umum partai politik, khususnya partai politik pendukung Presiden Jokowi.

Airlangga meyakini, mengenai penundaan pemilu dapat diatasi melalui musyawarah antara ketum partai.

"Tadi saya katakan, ini perlu dibicarakan secara konsensus antara ketua-ketua umum partai dan kita ini bukan Pemilu atau keputusan model barat, tapi model Indonesia, musyawarah untuk mufakat, konsensus dan gotong royong yang terbukti berhasil dalam melawan pandemi Covid dan pemulihan ekonomi," kata Airlangga usai bertemu Ketum Nasdem Surya Paloh di Nasdem Tower, Jakarta, Kamis.

Mengenai sikap Golkar atas wacana tersebut, ia menegaskan Golkar akan tetap menampung aspirasi masyarakat yang menginginkan penundaan Pemilu 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com