Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Varian Corona B.1.1529 di Afrika, Kemenkes Percepat Cakupan Vaksinasi

Kompas.com - 26/11/2021, 15:19 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pihaknya mewaspadai varian baru virus corona B.1.1.529 yang terdeteksi di Botswana, negara di Afrika bagian Selatan.

Ia mengatakan, meski varian tersebut berpotensi menurunkan efikasi vaksin, pemerintah tetap mempercepat laju vaksinasi dosis kedua sebanyak 56 persen dari 208 juta total sasaran.

"Karena upaya mengendalikan pandemi tergantung dengan kekebalan bersama, walau efikasi (vaksin) turun tetapi kekebalan kelompok akan mencegah terjadinya mutasi ataupun persebarannya," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/11/2021).

"Menurunkan efikasi vaksin kita tunggu tentunya pernyataan WHO," ujar Nadia.

Baca juga: Muncul Varian Corona B.1.1.529 di Afrika, Pemerintah Diminta Waspada

Nadia mengatakan, selain mempercepat vaksinasi, pemerintah memperketat pintu masuk kedatangan internasional.

Ia mengatakan, saat ini, hanya 19 negara dengan kondisi Covid-19 membaik yang diperbolehkan masuk ke Indonesia.

"Kita membatasi WNA yang masuk ke negara kita, saat ini kan baru 19 negara sesuai kriteria mereka pada level PPKM 1 atau 2 dan positivity rate-nya di bawah 5 persen," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, ahli epidemiologi Indonesia di Griffith University Dicky Budiman meminta Pemerintah Indonesia mewaspadai varian baru virus Corona B.1.1.529.

Baca juga: Cegah Varian B.1.1.529, Pimpinan DPR Desak Pemerintah Tutup Perjalanan dari Afrika Selatan

Dicky mengatakan, berdasarkan penelitian di Cambridge, Inggris, varian B.1.1.529 ini sudah memiliki 32 mutasi dan berpotensi lebih infeksius dan menurunkan efikasi vaksin.

"Berkaitan dengan temuan varian B.1.1.529 ini, ini tentu harus jadi kewaspadaan antara lain dengan artinya bicara proyeksi-proyeksi harus dijadikan dasar mitigasi situasi yang melandai saat ini di Indonesia," kata Dicky, Jumat (26/11/2021).

Dicky mengatakan, saat ini, varian B.1.1.529 sudah ditemukan di tiga negara yaitu Botswana, Afrika Selatan dan Hong Kong.

Ia mengatakan, penularan di Hong Kong terjadi akibat adanya perjalanan internasional ke Afrika Selatan.

"Sekali lagi saya sampaikan bahwa tetap di 2022 awal terutama itu ada prediksi kita akan ada melihat kehadiran varian baru yang bisa menurunkan efikasi atau berpotensi menyebabkan perburukan situasi pandemi," ujarnya.

Baca juga: Waspada Varian Baru Botswana B.1.1.529 Bawa Banyak Mutasi Virus Corona

Berdasarkan hal tersebut, Dicky meminta seluruh masyarakat Indonesia tak abai dalam meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan dan meningkatkan cakupan vaksinasi.

"Kondisi saat ini jangan membuat kita abai, apa yang terjadi Eropa bisa jadi 2022 juga terjadi ledakan di Indonesia," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com