JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyatakan bahwa sejumlah persolan di Perairan Natuna, Kepulauan Riau, turut menjadi fokusnya selama menjadi pimpinan tertinggi angkatan bersenjata Indonesia.
"Nah iya itu kan juga saya lagi orientasi, pasti nanti. Itu sesuatu hal yang memang menjadi fokus saya juga," ujar Andika kepada wartawan usai bertemu Ketua DPD Lanyalla Mahmud Mattalitti, Rabu (24/11/2021).
Sementara itu, peneliti senior Marapi Consulting and Advisory Beni Sukadis mengungkapkan, salah satu persoalan di Natuna yang mesti ditangani Andika adalah mengenai permasalahan pencurian ikan oleh kapal asing.
Baca juga: KSAL Tantang Buktikan jika Ada Perwira AL Dibayar Rp 4,2 Miliar demi Bebaskan Kapal Asing
Dalam penanganan kasus ini, Beni menilai perlu dilakukan pendekatan komprehensif yaitu strategi dan operasional.
Pendekatan strategi ini sendiri bisa dijalankan oleh pemerintah, dalam hal ini kementerian dan lembaga terkait dengan cara mengambil langkah-langkah diplomasi untuk mendekati negara tetangga yang para nelayannya sering kali melakukan pencurian ikan di wilayah Indonesia.
Strategi ini juga dapat dilakukan dengan bekerja sama dalam pengelolaan sumber daya alam, dalam hal ini ikan.
Kemudian, langkah lain berupa kerja sama dengan negara lain dalam menjaga perbatasan maritim.
Baca juga: Ke Natuna, Mahfud Tegaskan Perbatasan Negara Harus Diamankan
Caranya dapat ditempuh dengan mengalokasikan dana operasional bagi penjagaan perbatasan.
Sedangkan, langkah operasional menjadi wewenang TNI.
Sehingga, dalam konteks operasional ini lah peran Andika dalam menyusun kebijakan operasional untuk mengamankan wilayah perbatasan maritim dibutuhkan.
Misalnya, dengan menggelar patroli rutin di kawasan Natuna Utara dan sekitarnya.
"Serta meningkatkan kapasitas pangkalan angkatan laut dan juga upaya peningkatan pengawasan melalui pengadaan radar atau alat surveilans yang menjaga wilayah Laut Natuna," ujar Beni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.