Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE: 258.945 Spesimen Diperiksa dalam Sehari, Positivity Rate Versi PCR 2,03 Persen

Kompas.com - 14/10/2021, 17:04 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memeriksa 258.945 spesimen terkait Covid-19 dari 165.707 orang dalam 24 jam terakhir.

Sebanyak 86.629 spesimen diperiksa melalui tes swab polymerase chain reaction (PCR), 172.069 spesimen menggunakan tes rapid antigen, dan tes cepat molekuler (TCM) terhadap 247 spesimen.

Dengan penambahan itu, total pemeriksaan spesimen hingga Kamis (14/10/2021) tercatat berjumlah 42.625.525.

Dengan jumlah tersebut, maka total orang yang sudah diperiksa spesimennya sebanyak 28.533.210 orang.

Baca juga: UPDATE: Bertambah 1.053, Kasus Covid-19 di Indonesia Kini 4.232.099

Positivity rate

Data Satgas Covid-19 menunjukkan, 165.707 orang yang diambil sampelnya menggunakan real time swab test PCR yaitu 41.420 orang dan 239 menggunakan TCM.

Selanjutnya, ada 124.048 orang yang diambil sampelnya menggunakan tes antigen. Hasilnya menunjukkan 1.053 orang positif terinfeksi virus corona.

Jumlah itu didapatkan dari 822 hasil swab PCR, 22 dari TCM dan 209 dari antigen. Berdasarkan hasil tersebut, maka positivity rate Covid-19 harian adalah 0,64 persen.

Namun, jika tanpa menggunakan hasil positif dari tes antigen, yaitu hanya menghitung dari metode swab PCR dan TCM, maka tingkat positivity rate mencapai 2,03 persen.

Baca juga: UPDATE: Tambah 37 Orang, Total Pasien Covid-19 Meninggal Capai 142.848

Dengan penambahan kasus positif tersebut, saat ini jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air mencapai 4.232.099 orang.

Sementara itu, dari total jumlah terkonfirmasi positif, sudah ada 4.069.399 pasien yang sembuh.

Jumlah tersebut berdasarkan penambahan kasus kesembuhan sebanyak 1.715 orang dalam 24 jam terakhir.

Kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 dalam sehari bertambah 37 orang, sehingga totalnya hingga saat ini menjadi 142.848 jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com