Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes: Positivity Rate RI Capai 4 Persen, Sesuai Standar Aman WHO

Kompas.com - 16/09/2021, 17:39 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, laju penularan atau positivity rate Covid-19 di Indonesia mencapai 4 persen dalam sepekan terakhir. 

Nadia mengatakan, angka tersebut di bawah standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 5 persen.

"Meskipun masih ada 8 provinsi yang masih memiliki angka positivity rate lebih dari 5 persen," kata Nadia dalam konferensi pers melalui kanal YouTube FMB9ID, Rabu (15/9/2021).

Baca juga: UPDATE: 232.441 Spesimen Diperiksa dalam Sehari, Positivity Rate dengan PCR 7,64 Persen

Nadia juga mengatakan, tingkat pemeriksaan atau testing rate nasional mencapai 3,57 orang per 1.000 penduduk per pekan.

Angka tersebut, kata dia, sudah sesuai dengan standar WHO yaitu lebih dari 1 orang per 1.000 penduduk per minggu.

"Seluruh provinsi saat ini telah mencapai standar minimal tersebut dengan beberapa provinsi yang mencatatkan testing rate yang cukup tinggi yaitu Bali, Riau, Kalimantan Timur, DKI Jakarta," ujarnya.

Baca juga: Pemerintah Fokus Percepat Vaksinasi Covid-19 Lansia dan Remaja

Lebih lanjut, Nadia mengatakan, kasus positif Covid-19 mengalami penurunan 30 persen dalam seminggu terakhir.

Sementara itu, kasus kematian menurun sebesar 23 persen, namun masih terdapat beberapa provinsi yang mengalami peningkatan kasus kematian.

"Angka kasus kematian relatif tinggi yaitu di provinsi Kalimantan Utara, Bangka Belitung, dan DI Yogyakarta," ucap Nadia.

Berdasarkan data yang diterima Kompas.com, positivity rate sejak Rabu (8/9/2021) hingga Rabu (15/9/2021) rata-rata sebesar 3,21 persen. Angka itu didapat dengan pemeriksaan spesimen dengan tes swab PCR, antigen dan tes cepat molekuler. 

Namun jika hanya menghitung pemeriksaan spesimen dengan tes swab PCR, positivity rate sebesar 9,05. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com