Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Menanti Endemi Covid-19 di Indonesia

Kompas.com - 15/09/2021, 12:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMERINTAH mulai menyiapkan skenario penanganan Covid-19 dari pandemi ke endemi. Ini dilakukan menyusul semakin menurunnya angka kasus positif dan meningkatnya angka kesembuhan pasien Covid-19.

Sudah sembilan belas bulan pandemi Covid-19 membekap negeri ini. Mengutip data Satgas Pengendalian Covid-19, per Selasa (14/9/2021) kemarin, total sudah ada sekitar 4.174.216 orang yang terinfeksi sejak virus asal Wuhan, China ini terdeteksi pada 2 Maret 2020 lalu. Sementara jumlah orang yang meninggal akibat virus ini mencapai 139.415 orang.

Pada Juni-Juli 2021 lalu virus ini sempat menggila dan memicu gelombang kedua. Kasus positif dan kematian akibat terinfeksi virus ini meningkat tajam.

Hal ini membuat rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya kelabakan dan kewalahan karena pasien Covid-19 terus berdatangan. Kondisi ini diperparah dengan langkanya oksigen di pasaran.

Desakan lockdown digaungkan sejumlah kalangan agar pandemi bisa dikendalikan. Namun, pemerintah memutuskan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 3 hingga 20 Juli 2021. Kebijakan ini kemudian diteruskan dengan PPKM level 1-4 yang berlanjut hingga saat ini.

Meski sempat diragukan efektivitasnya, namun kebijakan ini dianggap mampu menekan angka penularan. Hal ini bisa dilihat dari menurunnya jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 serta meningkatnya angka kesembuhan. Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit juga terus menurun.

Pemerintah mengklaim, PPKM Darurat yang kemudian dilanjutkan dengan PPKM level 1-4 membuat kasus Covid-19 secara nasional terus menunjukkan perbaikan yang signifikan.

Kasus konfirmasi Covid-19 secara nasional menurun hingga 93,9 persen. Sementara untuk Jawa – Bali, kasus konfirmasi positif Covid-19 turun hingga 96 persen dari titik puncaknya pada 15 Juli lalu.

Dari pandemi ke endemi

Meski melandai, pandemi Covid-19 diprediksi tidak akan segera pergi. Menurut sejumlah epidemiolog, pandemi Covid-19 paling cepat akan berakhir pada pertengahan atau akhir tahun depan. World Health Organization (WHO) kemungkinan juga baru akan mencabut status pandemi Covid-19 tahun depan.

Untuk itu, mau tidak mau suka tidak suka kita harus belajar hidup bersama virus corona. Pemerintah menyatakan sedang menyiapkan transisi penanganan pandemi Covid-19 dari pandemi ke endemi. Ini dilakukan agar masyarakat bisa belajar hidup berdampingan dengan Covid-19.

Endemi adalah wabah penyakit yang secara konsisten ada, tetapi terbatas pada wilayah tertentu sehingga membuat penyebaran dan penularan penyakit ini dapat diprediksi.

Ada dua syarat untuk beralih status dari pandemi menjadi endemi. Pertama, meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat.

Kedua, menurunkan angka infeksi alamiah sehingga dapat menurunkan jumlah pasien yang dirawat dan angka kematian.

Kekebalan tubuh masyarakat bisa dilakukan lewat vaksinasi. Karena itu, pemerintah terus menggencarkan dan menggenjot vaksinasi.

Mengutip data Kementerian Kesehatan, hingga Selasa (14/9/2021) jumlah masyarakat yang sudah divaksin dosis kedua mencapai 42.565.331 orang atau sekitar 20,44 persen dari target.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com