JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, selama sepekan terakhir pemerintah menemukan banyak pelanggaran protokol kesehatan (prokes).
Pemerintah sejauh ini masih menempuh kebijakan persuasif dalam mengatasi pelanggaran-pelanggaran yang ada.
"Dalam satu minggu terakhir, kami menemukan banyak pelanggaran (prokes). Seperti yang muncul di media dalam beberapa hari ini," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual pada Senin (6/9/2021).
"Pemerintah akan mengambil langkah persuasif dalam penegakan aturan-aturan ini sebelum mengambil langkah tegas jika upaya-upaya persuasif diabaikan," tegasnya.
Luhut tidak secara jelas merinci pelanggaran seperti apa yang dimaksud. Hanya saja, dia sempat menyinggung kondisi keramaian pengunjung di salah satu restoran di Jakarta.
Baca juga: Kafe Holywings Kemang dan Epicentrum Langgar Aturan PPKM Level 3 Jakarta
Kondisi ini disebutnya melanggar protokol kesehatan dan menyebabkan kegiatan operasional restoran itu ditutup untuk sementara waktu.
"Yang terjadi beberapa hari yang lalu di sebuah restoran/kafe di wilayah Jakarta yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan hingga pada akhirnya harus dilakukan tindakan penutupan selama tiga hari ke depan," ungkap Luhut.
"Kami juga masih melihat banyaknya restoran/kafe yang masih belum menerapkan dan menggunakan aplikasi PeduliLindungi," lanjutnya.
Luhut mengingatkan, bahwa pencapaian penanganan Covid-19 yang terus membaik saat ini tidak untuk disalahartikan sebagai kondisi pelonggaran protokol kesehatan.
Dirinya juga menegaskan agar jangan sampai situasi saat ini dijadikan euforia.
Sebab sedikit saja masyarakat lengah, peningkatan kasus Covid-19 sangat berpeluang kembali terjadi.
Baca juga: Jelang PTM, Disdik Kota Bogor Wajibkan Sekolah Penuhi Standar Protokol Kesehatan
"Apa yang dicapai kita bersama hari ini, tentunya bukanlah bentuk euforia yang harus dirayakan. Kelengahan sekecil apapun yang kita lakukan ujungnya akan terjadi peningkatan kasus dalam beberapa minggu ke depan," tegasnya.
"Ini adalah sesuatu yang harus kita hindari," tambah Luhut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.