Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Majelis Syuro PKS: Bangsa Ini Besar, Kita Tidak Boleh Merasa Paling Benar

Kompas.com - 27/08/2021, 15:40 WIB
Ardito Ramadhan,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al Jufri mengingatkan agar tidak ada pihak yang merasa paling benar dan hebat sendiri dalam kehidupan bernegara.

Sebab, kata Salim, Indonesia merupakan bangsa yang besar dari aspek wilayahnya, sumber daya alam, suku bangsa, bahasa, adat istiadat, agama, serta pikiran manusianya.

"Dalam kebesaran Indonesia tersebut, kita tidak boleh merasa paling benar sendiri, tidak boleh merasa paling hebat sendiri," kata Salim, dalam acara Mimbar Demokrasi dan Kebangsaan yang ditayangkan akun YouTube PKSTV DPR RI, Jumat (27/8/2021).

Baca juga: Presiden PKS Nilai Demokrasi Mundur di Era Pemerintahan Jokowi

"Tidak boleh merasa paling Pancasila dan NKRI sendiri, apalagi sampai mengalienasi elemen bangsa lainnya," kata dia, melanjutkan.

Menurut Salim, sikap-sikap tersebut hanya akan memecah belah bangsa, mensegregasi dan menimbulkan disharmoni yang dapat berujung pada disintegrasi bangsa.

Salim mengatakan, Indonesia teralalu besar untuk dikelola sendiri oleh satu atau dua kelompok saja.

Ia menyebutkan, bangsa Indonesia akan menjadi besar dan maju apabila semua pihak saling bekerja sama, bersinergi dan berkolaborasi tanpa memandang suku, ras, agama, golongan, serta strata sosial dan ekonomi.

Para pahlawan, kata Salim, telah memberi contoh bahwa kemerdekaan Indonesia hanya bsia diraih dengan persatuan, bukan perpecahan.

"Bung Karno pernah berujar, perjuanganku lebih mudah melawan penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri. Melawan bangsa sendiri maknanya adalah sikap bermusuhan, memecah belah, menyebarkan fitnah, hoaks, dan ujaran kebencian di antara sesama anak bangsa," kata Salim.

Baca juga: Presiden PKS: Membangun Indonesia Bukan Sekadar Membangun Jalan Tol

Menurut dia, hal itu juga bermakna pada perilaku kesewenangan, ketidakadilan, kezaliman, hilangnya kepekaaan sosial rasa empati, serta rusaknya integritas dan moralitas di kalangan pemimpin, pejabat publik, elite politik, dan masyarakat umum.

"Sikap tersebut bukan saja buruk dan merusak tapi lambat laun menjerumuskan bangsa ini pada kehancuran dan menjadikan indonesia menjadi negara gagal," ujar Salim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com