Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BNPT: Covid-19 Insya Allah Bisa Diatasi, tapi Virus Radikal Terorisme Tak Bisa Diprediksi

Kompas.com - 16/07/2021, 16:14 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengatakan, sifat radikal terorisme tidak akan bisa berhenti menyerang wilayah Indonesia.

Boy kemudian membandingkan sifat radikal terorisme dengan pandemi Covid-19.

Hal ini disampaikannya dalam diskusi daring bertajuk “Podcast Toleransi edisi HUT BNPT ke-11”, Jumat (16/7/2021).

"Kalau Covid-19 Insya Allah 5 tahun kita bisa atasi Insya Allah. InsyaAllah waktu yang terlama menurut saya. Tapi virus radikal terorisme ini tidak bisa dipastikan 5 tahun lagi berhenti," kata Boy seperti dikutip dari Tribunnews, Jumat.

Baca juga: Kepala BNPT: Aktivitas Teroris di Dunia Maya Semakin Masif Selama Pandemi Covid-19

Boy menilai, cepat atau lambat pandemi Covid-19 akan dapat diatasi. Sedangkan, sifat radikal terosisme berbeda dengan Covid-19.

Boy mengatakan, sifat radikal terorisme terletak di dalam pikiran manusia.

Oleh karena itu, menurutnya, akan sangat sulit untuk bisa mengontrol sifat tersebut.

“Kenapa? Karena ini gerakan masif yang dilakukan oleh manusia,” ucap dia.

Boy menekankan sifat radikal terorisme merupakan tantangan yang tidak akan pernah berhenti di dunia.

Baca juga: BNPT Sebut Sekitar 1.500 WNI Menjadi Teroris Lintas Batas

Dia pun mengatakan, bangsa Indonesia harus terus waspada menghadapi potensi ancaman terkait terorisme.

"Tugasnya BNPT untuk menjaga jangan sampai trans-nasional ideologi itu akhirnya bisa meluluhlantakkan kita sebagai bangsa Indonesia,” kata dia.

“Tentu kita tidak mau karena kita telah menerima warisan nilai luhur yang telah berjuang lebih berat lagi dari kita merebut kemerdekaan ini dengan segala keterbatasannya mengorbankan segala jiwa dan raganya," tambah Boy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com