Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Informasi Harga Tabung Oksigen Naik 500 Persen, Anggota DPR Minta Spekulan Ditindak

Kompas.com - 05/07/2021, 10:22 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati menilai, pemerintah harus melakukan kebijakan extra ordinary atau kebijakan luar biasa untuk mengatasi masalah kelangkaan oksigen yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Kurniasih berpendapat, salah satu hal yang dapat dilakukan pemerintah adalah memangkas rantai pasok oksigen agar proses distribusi tidak perlu melalui agen atau distribusi kecil.

"Jika perlu, pemerintah buat kebijakan agar rantai pasok oksigen sampai ke konsumen masyarakat lebih dipangkas, tidak lagi melalui agen atau distributor kecil, tetapi langsung dari distributor utama. Lakukan semacam operasi pasokan langsung ke masyarakat dan faskes yang membutuhkan untuk penanganan pasien Covid-19," kata Kurniasih dalam keterangan tertulis, Senin (5/7/2021).

Baca juga: Kelangkaan Oksigen Tak Bisa Dibiarkan, Dampaknya terhadap Pasien, dan Upaya Pemerintah Mengatasinya

Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu juga mengusulkan agar pemerintah mendorong pengusaha yang bergerak di bidang produksi tabung oksigen serta produksi dan distribusi oksigen untuk mengutamakan kebutuhan masyarakat.

Ia menegaskan, alokasi oksigen untuk industri saat ini harus dialihkan untuk kebutuhan medis, baik di rumah sakit, klinik, puskesmas, maaupun masyarakat.

Menurut dia, produsen oksigen harus prioritaskan 90-100 persen produksinya untuk mendukung kebutuhan oksigen bagi kepentingan medis.

Oleh karena itu, pemerintah diminta untuk mengajak asosiasi-asosiasi pengusaha seperti Apindo, Kadin, dan asosiasi produsen dan distributor gas dan oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen ini.

"Pemerintah harus dorong swasta produsen dan distributor oksigen terlibat penuh dalam mendukung penyediaan oksigen untuk kebutuhan penanganan pasien Covid-19," ujar Kurniasih.

Baca juga: Luhut Minta Oksigen Industri Semuanya Dikonversi untuk Kebutuhan Medis

Di samping itu, Kurniasih meminta agar aparat dikerahkan untuk mengawasi kenaikan harga serta menindak spekulan yang menjual harga tabung dan pengisian oksigen jauh di atas harga wajar.

Sebab, ia mengaku mendapatkan informasi peningkatan harga yang tidak wajar hingga mencapai 500 persen, misalnya, tabung oksigen yang biasanya seharga Rp 500.000 kini melonjak sampai Rp 2,5 juta.

"Jangan sampai masyarakat yang sudah mendapat musibah akibat terpapar Covid-19 mendapatkan masalah lagi karena kelangkaan dan mahalnya tabung oksigen," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com