Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NASIONAL] Kasus Baru Covid-19 RI Tertinggi di Dunia | Plh Dirdik KPK Meninggal

Kompas.com - 28/06/2021, 06:06 WIB
Wahyuni Sahara,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada dua berita di desk nasional Kompas.com yang menarik perhatian pembaca pada Minggu 27 Juni 2021.

Pertama, mengenai kondisi pandemi di Tanah Air yang belum membaik. Apalagi, rekor kasus baru Covid-19 terus tercipta.

Kemudian, soal Plh Direktur Penyidikan KPK Ardian Rahayudi yang tutup usia.

Bagi yang tak sempat mengikuti informasi tersebut, di bawah ini kami merangkumnya kembali untuk Anda:

Kasus Baru Covid-19 RI tertinggi di dunia

Kondisi pandemi di Indonesia terlihat belum juga membaik meskipun sudah berjalan selama lebih dari satu tahun.

Ini terlihat dari jumlah kasus baru Covid-19 dan kasus aktif yang mencetak rekor tertinggi selama pandemi berlangsung.

Ada penambahan 21.342 pasien yang dinyatakan Covid-19 dalam periode 26-27 Juni 2021. Ini menjadi rekor, lebih tinggi dari sehari sebelumnya, yaitu 21.092 kasus baru.

Tidak hanya itu, jumlah kasus baru Covid-19 Indonesia itu juga tercatat sebagai jumlah tertinggi di dunia berdasarkan data pada 27 Juni 2021.

Indonesia tercatat lebih tinggi dari Rusia yang mencatatkan penambahan 20.538 kasus baru dalam sehari.

Selengkapnya, baca juga: 21.342 Kasus Baru Covid-19 di Indonesia Cetak Jumlah Tertinggi di Dunia Hari Ini

Plh Dirdik KPK Ardian Rahayudi meninggal

Plh Dirdik KPK Kompol Ardian Rahayudi tutup usia. Ardian meninggal sekitar pukul 05.30 WIB pada Minggu 27 Juni 2021 di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, dikarenakan sakit. 

Kabar ini pertama kali dikonfirmasi oleh Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Argo Yuwono.

Kemudian, menurut Pelaksana Harian Juru Bicara KPK Ali Fikri, Ardian telah bertugas di lembaga anti-rasuah itu selama tujuh tahun.

Kemudian, Ardian menjadi salah satu penyidik KPK dari Polri yang ditarik ke lembaga asalnya pada pertengahan Juni 2021.

Baca juga: Pelaksana Harian Direktur Penyidikan KPK Ardian Rahayudi Tutup Usia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com