Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE 30 Mei: 71.017 Spesimen Terkait Covid-19 Diperiksa dalam Sehari

Kompas.com - 30/05/2021, 16:41 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 71.017 spesimen terkait Covid-19 diperiksa dalam sehari, per Minggu (30/5/2021). Spesimen tersebut diambil dari 52.132 orang.

Dengan penambahan itu, total pemeriksaan spesimen Covid-19 kini tercatat mencapai 16.660.482. Spesimen itu didapat dari 11.197.817 orang. Untuk diketahui, satu orang dapat diambil spesimennya lebih dari satu kali.

Baca juga: UPDATE: Bertambah 6.115, Kini Ada 1.816.041 Kasus Covid-19 di Indonesia

Pemeriksaan spesimen tersebut dilakukan dengan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM).

Data kumulatif Satuan Tugas Penanganan Covid-19 juga menunjukkan 6.115 orang positif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen harian tersebut.

Jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air secara keseluruhan sudah mencapai 1.816.041 orang.

Sementara, dari total jumlah terkonfirmasi positif, sudah ada sebanyak 1.663.998 pasien yang dinyatakan sembuh. Jumlah tersebut berdasarkan penambahan pasien sembuh sebanyak 4.024 orang dalam 24 jam terakhir.

Baca juga: UPDATE 30 Mei: Bertambah 4.024, Jumlah Pasien Sembuh dari Covid-19 Kini 1.663.998

Adapun kasus pasien meninggal dunia dalam sehari bertambah 142 orang, sehingga totalnya menjadi 50.404 kasus kematian akibat Covid-19.

Berdasarkan penambahan kasus tersebut, saat ini terdapat 101.639 kasus aktif Covid-19 di Tanah Air.

Sejauh ini sudah ada 510 kabupaten/kota di 34 provinsi yang terpapar Covid-19.

Baca juga: UPDATE 30 Mei: Bertambah 142, Pasien Meninggal akibat Covid-19 Jadi 50.404

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com