Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakorlantas: Volume Kendaraan ke Jabodetabek Masih Normal

Kompas.com - 17/05/2021, 09:22 WIB
Tsarina Maharani,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen (Pol) Istiono mengatakan, arus balik setelah libur Lebaran masih terpantau normal. Menurutnya, belum terjadi puncak arus balik pada akhir pekan kemarin.

"Kalau kami monitor sampai (Minggu) malam hari, arus balik belum nampak kelihatan. Karena kendaraan yang masuk ke Jakarta sebanyak 21.000. Untuk biasanya arus balik di atas 60.000. Kami lihat nanti perkembangannya," kata Istiono dalam keterangannya, Senin (17/5/2021).

Baca juga: Kendaraan Masuk Jakarta Baru 21.000, Kakorlantas: Arus Balik Belum Tampak

Istiono mengatakan, volume kendaraan yang kembali ke wilayah Jabodetabek dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat masih di bawah normal.

Ia memperkirakan puncak arus balik berikutnya terjadi pada akhir pekan depan. Penapisan pun akan terus diperketat.

Sebelumnya, ia memprediksi sebanyak 1,5 juta orang akan kembali ke Jabodetabek dalam puncak arus balik pada akhir pekan kemarin.

"Kalau lihat dari jalur Jawa timur, Jawa tengah, Jawa barat ini arus masih di bawah normal. Kami antisipasi puncak arus balik kedua minggu depan. Kami lakukan pengetatan," tuturnya.

Baca juga: Operasi Ketupat Berakhir 17 Mei, Pengamanan Arus Balik Pemudik Tetap Dilakukan hingga 24 Mei

Selain itu, Istiono menyampaikan ada 42.307 kendaraan yang diputarbalikkan di tempat-tempat konsentrasi wisata selama Sabtu (15/5/2021) dan Minggu (16/5/2021). Mereka diputarbalikan untuk mencegah kerumunan di tempat wisata.

"Kendaraan yang diputarbalikan 42.307 selama dua hari ini di konsentrasi tempat wisata karena overload. Harus kami manage supaya tidak terjadi kerumunan," kata Istiono.

"Saya harapkan masyarakat benar-benar paham kondisi itu karena petugas di lapangan sudah bekerja keras, sudah maksimal untuk menekan penyebaran Covid-19," tambahnya.

Guna mencegah risiko penyebaran Covid-19, 109 pos pemeriksaan (check point) disiapkan untuk memeriksa pengendara yang masuk ke Jabodetabek.

Baca juga: Ini Aturan Pengetatan Perjalanan Setelah Larangan Mudik Berakhir

 

Pos pemeriksaan tersebar di 26 tempat peristirahatan (rest area), gerbang tol, serta 83 pos lain di jalan-jalan arteri, baik di Jawa maupun Sumatera.

Mereka yang akan masuk ke Jabodetabek diwajibkan membawa hasil tes swab antigen atau tes PCR dengan hasil negatif.

Pemudik yang tidak membawa surat itu akan dilakukan pemeriksaan acak (random check). Jika ada pemudik dengan hasil tes usap positif, akan segera dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk dirawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com