Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Siapkan Penanganan 40.000 Pekerja Migran yang Akan Mudik

Kompas.com - 20/04/2021, 14:31 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mempersiapkan penanganan sekitar 40.000 pekerja migran yang akan mudik ke Tanah Air.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir, sebagian besar pekerja migran kembali dari Malaysia.

Kedatangan mereka harus ditangani dengan baik, karena dikhawatirkan akan membawa virus corona penyebab Covid-19. Sebab, kasus Covid-19 tengah melonjak di beberapa negara.

"Karena itu kami sedang berupaya menangani para pekerja migran kita yang kira-kira akan datang nanti sekitar 40.000. Ini jumlah yang sangat besar terutama dari Malaysia. Dari Malaysia rata-rata bukan karena mudik, tapi masa kontrak kerjanya sudah habis," ujar Muhadjir, dalam acara peringatan Hari Konsumen Nasional 2021, Selasa (20/4/2021).

Baca juga: Kemenhub Minta Pekerja Migran Tak Balik ke RI Selama Masa Larangan Mudik

Muhadjir menuturkan, para pekerja yang habis kontrak itu pun tidak mengetahui apa yang harus dilakukan setibanya di Tanah Air.

Terlebih, Pemerintah Malaysia tahun ini tidak bisa membantu karena ekonominya semakin merosot.

Muhadjir mengatakan, tahun lalu pemerintah Malaysia berusaha mencegah orang-orang Indonesia pulang termasuk yang akan dideportasi.

"Mereka (Malaysia) juga masih memberikan bantuan sosial untuk buruh migran Indonesia yang kesulitan, tapi sekarang ini sebaliknya. Malaysia ekonominya juga semakin turun dan malah setengah diusir," kata Muhadjir.

Baca juga: Pemerintah Antisipasi Kepulangan Pekerja Migran ke Tanah Air Saat Lebaran di Masa Pandemi

"Bahkan deportan yang belum waktunya dikeluarkan sekarang mau dikeluarkan sejak dini yang jumlahnya juga puluhan ribu. Mereka adalah buruh ilegal kita," ucap dia.

Menurut Muhadjir, rencana kepulangan para pekerja migran itu juga menjadi pekerjaan tersendiri yang harus diselesaikan, di samping persoalan penanganan Covid-19 lainnya.

Oleh karena itu, ia berharap seluruh pihak dapat membantu dari berbagai sektor untuk tetap dapat mengendalikan pandemi Covid-19 di Tanah Air agar tidak meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com