Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Imbau Masyarakat Berkontribusi Kembangkan Ekonomi Syariah

Kompas.com - 14/04/2021, 11:29 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengimbau masyarakat untuk berkontribusi aktif dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah.

Ma'ruf mengatakan, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar. Termasuk untuk menjadi pusat produsen produk halal dunia.

Oleh sebab itu, partisipasi masyarakat dibutuhkan untuk mendukung upaya pemerintah dalam memaksimalkan potensi tersebut.

"Seluruh strategi yang sudah diterapkan pemerintah baru akan berjalan baik apabila ada partisipasi aktif dari seluruh pihak terkait, termasuk masyarakat agar memberikan kontribusi aktif untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia," kata Ma'ruf di acara Economic Challenges Special Ramadan, dikutip dari siaran pers, Rabu (14/4/2021).

Baca juga: Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kontribusi Ekonomi Syariah

Ma'ruf menekankan, untuk mencapai tujuan itu diperlukan kemauan dan komitmen. Selain itu, pemerintah juga sudah menyiapkan regulasi terkait ekonomi dan keuangan syariah.

“Jadi semua sudah kita siapkan, aturanya sudah dipersiapkan, karena itu saya minta semua umat, masyarakat bangsa untuk kita memulai apa yang saya sebut sebagai babak baru daripada pengembangan ekonomi syariah ke depan,” kata Ma'ruf.

Menurut Ma'ruf, ekosistem keuangan syariah perlu dibangun secara berkesinambungan.

Tujuannya, agar ekonomi dan keuangan syariah dapat berkembang baik secara nasional maupun global.

"Secara nasional kita akan membangun ekosistemnya. Industri halal, sistem keuangannya, kemudian menumbuhkan pengusaha-pengusaha muslim yang baru maupun yang sudah eksis kemudian kita kembangkan di Indonesia, kemudian juga pasar global," kata Ma'ruf.

Baca juga: Wapres: Pemerintah Susun Roadmap Pembangunan SDM Ekonomi Syariah

Adapun pemerintah menerapkan empat strategi dalam mengembangkan ekosistem syariah nasional.

Pertama, pembangunan kawasan industri halal atau Halal Industrial Park (HIP). Kedua, penggabungan tiga bank syariah milik negara menjadi Bank Syariah Indonesia.

Ketiga, melakukan optimalisasi pengelolaan dana sosial. Keempat, mendirikan pusat-pusat pelatihan dan pengembangan bagi para pelaku bisnis syariah.

Selain itu, kata Ma'ruf, pemerintah sedang menerapkan strategi berupa kolaborasi antar organisasi yang anggotanya merupakan pemangku kepentingan ekonomi syariah.

Terutama yang memiliki kendali untuk mengakselerasi pengembangan ekonomi syariah.

"Semua pemangku kepentingan ini menjadi satu-satu kesatuan yang saya katakan sifatnya collaborative work, kerja kolaborasi yang semuanya bekerja bersama-sama memajukan ekonomi dan keuangan syariah," ucap dia.

Baca juga: Puan Yakin Potensi Ekonomi Syariah Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com